Penjelasan BMKG dan Fakta Sesar Sagaing, Pemicu Gempa M7,7 di Myanmar

2 days ago 5

Jakarta, CNBC Indonesia - Gempa dahsyat dengan paramete update M7,7 menghantam Myanmar kemarin, Jumat (29/3/2025) pukul 13:20:56 WIB. Menurut analisis Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), gempa itu dipicu aktivitas Sesar Besar Sagaing.

Hasil analisis BMKG, mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi ini memiliki mekanisme mendatar (strike-slip). Gempa ini dirasakan sampai ke Bangkok dan China. Gempa dahsyat ini memicu kerusakan besar, merusak jalan, menghancurkan bangunan dan monumen keagamaan.

Direktur Gempa bumi dan Tsunami BMKG Daryono menjelaskan, Sesar Sagaing adalah sesar geser yang membentang di Myanmar dari utara ke selatan dengan panjang sekitar 1.200 kilometer.

"Sesar ini sangat aktif secara tektonik dan menjadi salah satu sumber gempa potensial di wilayah tersebut," katanya dalam keterangan resmi, Sabtu (29/3/2025).

"Beberapa kota besar yang dilalui oleh Sesar Sagaing antara lain Mandalay, Sagaing, Naypyidaw, Bago, dan Yangon. Sesar ini memberi risiko yang besar bagi kota-kota tersebut," tambahnya.

Menurut Daryono, Sesar Sagaing memiliki mekanisme geser menganan (dextral strike-slip) dengan laju pergeseran cukup signifikan sekitar 18-22 mm per tahun.

"Sesar ini merupakan bagian dari sistem tektonik yang membatasi Lempeng India dan Lempeng Sunda, sehingga memiliki aktivitas seismik yang sangat signifikan," terangnya.

"Sesar Sagaing di Myanmar telah beberapa kali memicu gempa besar yang menyebabkan kerusakan signifikan dan korban jiwa sangat besar. Yaitu gempa dahsyat pada: 1931 (M7,5) 1946 (M7,3 dan M7,7) 1956: (7,0) 2012: (M6,8) 2025: (M7,7)," beber Daryono.

Korban Jiwa Bisa Tembus 10.000

Dari video dan foto yang beredar di media sosial, gempa ini bahkan menyebabkan bangunan pencakar langit yang sedang dibangun di Thailand ambruk.

Meski jumlah korban tewas masih belum jelas, para ahli memperkirakan, angka kematian bisa sangat besar, mengingat populasi yang padat dan bangunan-bangunan yang rentan di dekat episentrum, tepat di luar Mandalay, kota terbesar kedua di Myanmar.

Bahkan, The New York Times melansir Pemodelan oleh Badan Geologi dan Pemetaan AS (USGS), jumlah korban tewas dikhawatirkan akan melampaui 10.000 orang. Bahkan, kemungkinan gempa tersebut memakan jumlah korban yang jauh lebih tinggi.

Mengapa gempa Myanmar merusak di Thailand?

Menurut Daryono, hal ini dipicu fenomena efek Vibrasi Periode Panjang (Long Vibration Period). Yaitu, gelombang gempa yang sumberny jauh direspon tanah lunak.
"Tanah lunak tebal di Bangkok merespons gempa jauh membentuk resonansi mengancam gedung-gedung tinggi," demikian cuitan Daryono di media sosial X miliknya.

Dia mencontohkan kejadian serupa pada tahun 1885. Saat gempa dahsyat di subduksi Cocos M8,1 di pantai Michoacan. Meski jarak pusat gempa ke Meksiko City sejauh 350 km, kerusakan hebat terjadi di Mexico City. Kata Daryono, sebagian besar 9.500 korban meninggal terjadi di Mexico city yang dibangun dari rawa yang direklamasi.

"Dari berbagai penelitian reclaimed land adalah unconsolidated material yang sangat berbahaya jika terjadi gempa kuat," tulisnya.

"Kemungkinan kedua rusaknya bangunan di Bangkok disebabkan oleh efek direktivitas yaitu efek yang terjadi ketika energi gempa terfokus dalam satu arah. Efek ini dapat terjadi pada gempa bumi. Semakin tinggi direktivitas, semakin terkonsentrasi energi dalam satu arah," jelas Daryono.


(dce/dce)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Gempa 7,7 M di Myanmar Terasa Sampai Bangkok

Next Article BMKG Ungkap Gempa Megathrust RI Hanya Tunggu Waktu, Ini Zona Merahnya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|