Jakarta, CNBC Indonesia - Ketegangan melanda para pendukung presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump. Hal ini disebabkan sejumlah isu terkait imigrasi.
Mengutip Newsweek, para pendukung Trump yang ada dalam kampanye Make America Great Again (MAGA) membidik Vivek Ramaswamy, mantan calon presiden Partai Republik dan calon wakil kepala Departemen Efisiensi Pemerintah (DOGE). Ini karena ia mendukung wacana imigran 'berketerampilan tinggi' dari negara lain, melalui program visa H-1B.
"Alasan mengapa perusahaan teknologi papan atas sering mempekerjakan insinyur kelahiran luar negeri & generasi pertama daripada orang Amerika 'asli' bukanlah karena defisit IQ bawaan orang Amerika (penjelasan yang malas & salah)," tulisnya di X pada Kamis waktu setempat, dikutip Jumat (27/101/2024).
Ramaswamy, yang berasal dari India, menyebutkan bahwa hal ini merupakan sesuatu yang sangat baik bagi AS. Ia beralasan bahwa orang-orang yang pintar sebenarnya telah terlatih dari muda, sehingga pada saat memasuki usia dewasa, mereka dapat datang sebagai imigran yang matang untuk juga ikut membangun AS.
"Budaya Amerika kita telah memuja hal-hal yang biasa-biasa saja daripada hal yang luar biasa terlalu lama (setidaknya sejak tahun 90-an dan mungkin lebih lama). Itu tidak dimulai di perguruan tinggi, itu dimulai dari MUDA," paparnya.
"Budaya yang merayakan ratu pesta prom daripada juara olimpiade matematika, atau atlet daripada siswa berprestasi, tidak akan menghasilkan insinyur terbaik. Jika Anda tumbuh dengan bercita-cita untuk menjadi normal, normal adalah apa yang akan Anda capai," tambahnya.
Banyak imigran telah menyuarakan kekhawatiran tentang pemerintahan Trump yang kedua dan apakah presiden terpilih akan mencoba membatasi program visa H-1B seperti yang dilakukannya di akhir masa jabatan pertamanya.
Trump, serta banyak sekutunya yang anti-imigrasi, sebelumnya mengatakan bahwa mereka akan berupaya untuk memangkas program tersebut. Maka itu, tulisan Ramaswamy langsung menuai reaksi keras dari para pendukung Trump yang mendukung sikap keras presiden terpilih terhadap imigrasi.
Di antaranya adalah mantan Gubernur Carolina Selatan, Nikki Haley, yang menyebut harusnya pemerintah ke depan fokus dalam membina talenta masyarakat AS, bukan mendatangkan imigran.
Yang harus Anda lakukan adalah melihat perbatasan dan melihat berapa banyak yang menginginkan apa yang kita miliki. Kita harus berinvestasi dan memprioritaskan orang Amerika, bukan pekerja asing," tuturnya.
Mike Cernovich, seorang tokoh media sayap kanan dan provokator yang sudah lama berkecimpung, juga ikut berkomentar. Menurutnya AS memiliki generasi gemilang yang juga punya potensi yang besar untuk memajukan negara
"Generasi Woodstock berhasil membangun kedirgantaraan, generasi sebelumnya pergi ke bulan, Amerika melakukannya dengan hebat," tulisnya dalam balasan kepada Ramaswamy. "Yang mendasari postingan Anda adalah bahwa kita semua hidup dalam kesengsaraan hingga diselamatkan oleh H-1B. Lalu mengapa semua orang ingin datang ke sini?"
Yang lain di pihak kanan juga menyuarakan dukungan untuk membatasi pekerja asing memasuki negara tersebut. Menurut mereka, masih banyak talenta di AS yang masih dapat dimanfaatkan.
"Mengapa Amerika merekrut bakat asing daripada merekrut bakat sendiri di sini di dalam negeri?" tulis influencer sayap kanan terkemuka Jack Posobiec pada hari Selasa di X.
"Bayangkan berapa banyak lagi JD Vance di luar sana," ujarnya.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Amerika Serikat Bantah Terlibat Pembunuhan Jenderal Rusia
Next Article Perang Saudara Pecah di Negara Ini, Jet Tempur Bom Pasar-21 Tewas