Perang Saudara Tetangga RI Kian Brutal, Militer Bombardir Desa Milisi

5 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Eskalasi perang saudara di Myanmar terus membara. Pada Rabu (8/1/2025), pihak junta militer melancarkan serangan udara terhadap sebuah desa yang dikuasai milisi Arakan di Negara Bagian Rakhine, menewaskan 40 orang.

Serangan itu terjadi pada hari Rabu di desa Kyauk Ni Maw di pulau Ramree, wilayah yang dikuasai oleh Tentara Arakan di negara bagian Rakhine Barat. Dilaporkan ratusan rumah terbakar dalam kebakaran yang dipicu oleh pengeboman tersebut.

Juru Bicara Tentara Arakan, Khaing Thukha, mengatakan kepada The Associated Press bahwa sebuah jet tempur mengebom desa tersebut pada Rabu sore, menewaskan 40 warga sipil dan melukai lebih dari 20 lainnya.

"Semua yang tewas adalah warga sipil. Di antara yang tewas dan terluka adalah wanita dan anak-anak. Kebakaran yang disebabkan oleh serangan udara tersebut menyebar ke seluruh desa, menghancurkan lebih dari 500 rumah," ujarnya dalam pernyataan yang dimuat The Guardian.

Seorang pemimpin kelompok amal, yang telah membantu penduduk desa tersebut, mengatakan kepada The Associated Press pada Kamis bahwa sedikitnya 41 orang tewas dan 50 lainnya terluka dalam serangan udara itu. Dilaporkan juga bahwa junta sengaja mengincar pasar tradisional, yang banyak diisi warga sipil.

Media berita yang berbasis di Rakhine termasuk Arakan Princess Media juga melaporkan serangan tersebut dan mengunggah foto-foto daring yang memperlihatkan orang-orang memadamkan api di rumah mereka.

Myanmar berada dalam perang saudara sejak junta militer pimpinan Min Aung Hlaing mengkudeta pemerintahan sipil pada Februari 2021. Kudeta, yang terjadi pada bulan Februari 2021 memicu reaksi publik yang besar, dengan demonstrasi besar-besaran yang menolaknya, yang kemudian dibubarkan secara brutal.

Ini kemudian memicu reaksi keras dari beberapa milisi etnis di Negeri Seribu Pagoda seperti Arakan, Karen, dan Kachin. Mereka mulai melancarkan perlawanan terhadap rezim junta yang dianggap tidak demokratis.

Serangan ini sendiri berhasil membuat junta mundur di sejumlah wilayah. Namun belum ada tanda-tanda Min Aung Hlaing akan mundur dari kekuasaan, malah saat ini disebutkan bahwa kubunya sedang memperkuat peralatan militer.

Pada November, selama perjalanan pertamanya ke China, Min Aung Hlaing mengunjungi Zhongyue Aviation UAV Firefighting-Drone di Chongqing dan 'mengamati drone canggih yang dibuat oleh perusahaan tersebut'.

Sumber militer Myanmar mengatakan bahwa persediaan drone junta telah meningkat setelah perjalanan Min Aung Hlaing ke perusahaan itu.

"Militer telah menjadi jauh lebih akurat dalam penggunaan drone ofensif," kata Dave Eubank dari Free Burma Rangers, sebuah kelompok bantuan Kristen yang telah lama bekerja di daerah konflik di Myanmar.

Sementara itu, Tentara Arakan adalah sayap militer yang terlatih dan bersenjata lengkap dari gerakan etnis minoritas Rakhine yang menginginkan otonomi dari pemerintah pusat Myanmar. Tentara Arakan juga merupakan anggota aliansi kelompok etnis bersenjata yang baru-baru ini memperoleh wilayah strategis di perbatasan Myanmar-China.

Tentara Arakan memulai serangannya di Rakhine pada November 2023 dan kini telah menguasai markas besar tentara regional yang penting secara strategis dan 14 dari 17 kotamadya di Rakhine, sehingga hanya ibu kota negara bagian itu, Sittwe, dan dua kotamadya penting di dekat Ramree, yang masih berada di tangan pemerintah militer.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Junta Myanmar Akan Bebaskan 5.864 Tahanan Termasuk 180 WNA

Next Article Perang Saudara Picu 'Gaza Baru' di Tetangga RI, Warga Muslim Dibantai

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|