Perbandingan Kinerja Dua Raja Ritel RI Matahari dan Ramayana

3 weeks ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Peritel PT Matahari Department Store Tbk. (LPPF) menjadi sorotan usai mengumumkan bakal menutup 13 toko-nya tahun ini. Per 30 September 2024, perusahaan mengoperasikan sebanyak 147 gerai, menurun dibanding akhir tahun lalu sebanyak 154 gerai.

Hal ini miris, karena Matahari merupakan peritel terbesar yang sudah melekat sebagai salah satu tempat belanja masyarakat Indonesia. Hampir di seluruh kota di Indonesia terdapat Matahari.

Selain Matahari, ada "raja ritel" lainnya, PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk. (RALS). Ramayana juga melekat di benak masyarakat Indonesia sebagai destinasi belanja baju ketika sedang ada uang atau saat Lebaran tiba.

Kinerja keuangan kedua raja ritel tersebut sama-sama tertekan sejak pandemi Covid-19. Belum lagi, saat ini masyarakat Indonesia dilanda fenomena daya beli menurun.

Seiring dengan adanya tren daya beli masyarakat kelas menengah bawah, semakin terdorong pula kebiasaan baru untuk membeli pakaian secara online yang lebih murah dan banyak promo serta diskon.

Banyaknya baju-baju impor baru atau thrift, juga ikut menggerus pasar RALS dan LPPF.

Lantas bagaimana perbandingan kinerja kedua raja ritel tersebut?

Mengutip kinerja keuangan LPPF, hingga September 2024 penjualan turun 1,4% secara tahunan (yoy) menjadi Rp9,48 triliun dari sebelumnya Rp9,61 triliun. Sementara pendapatan bersih turun 1,3% menjadi Rp 4,91 triliun dari sebelumnya Rp 4,98 triliun.

Sedangkan RALS mencatatkan laba tahun berjalan sebesar Rp252,74 miliar pada periode yang sama, menyusut 0,76% yoy dari sebelumnya Rp254,70 miliar.

Total pendapatan Ramayana pada kuartal III-2024 sebesar Rp2,11 triliun, turun 1,23% yoy dari setahun sebelumnya Rp2,14 triliun.

Namun begitu, RALS terpantau mulai bangkit.

Sebelumnya, RALS mencatatkan kenaikan laba bersih yang signifikan sebesar 256% yoy pada kuartal pertama tahun 2024, mencapai Rp 107 miliar. Kenaikan ini terjadi seiring dengan peningkatan penjualan mencapai 42% menjadi Rp 829 miliar dibanding periode yang sama tahun lalu.

Peningkatan tersebut didukung oleh penjualan lebaran yang lebih awal dibandingkan tahun sebelumnya, yang sebagian besar tercatat pada akhir Maret 2024. Lebaran hari raya idul fitri 2024 ditetapkan pemerintah jatuh pada 10 April 2024.


(ayh/ayh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Hidup Warga RI "Makin Berat", Bisnis Indofood-Matahari Terancam

Next Article Kisah Kejatuhan Raja Ritel RI di Balik Lahirnya Matahari dan Lippo

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|