Petaka Baru Tinggal Menunggu Waktu, China-Israel Ungkap Fakta Ngeri

3 months ago 45

8000 hoki ID website Slot Gacor Philippines Terkini Pasti Lancar Scatter Online

hokikilat.com Agen situs Slots Gacor Vietnam Online Mudah Menang Banyak

1000hoki Data Agen situs Slots Gacor Cambodia Terbaik Pasti Jackpot Banyak

5000 Hoki Online Data Daftar situs Slot Maxwin Malaysia Terbaik Pasti Scatter Full Banyak

7000hoki.com List Situs website Slots Maxwin Singapore Terkini Mudah Lancar Scatter Banyak

9000 hoki Agen situs Slot Maxwin Myanmar Terbaru Pasti Menang Online

List Daftar Slot Gacor basis Indonesia Terbaik Pasti Lancar Win Full Terus

Idagent138 Akun Slot Game Terbaik

Luckygaming138 Slot Online

Adugaming Daftar Akun Slot Anti Rungkat Online

kiss69 login Id Slot Maxwin Terbaik

Agent188 login Akun Slot

Moto128 Daftar Akun Slot Game Terbaik

Betplay138 login Id Slot Game

Letsbet77 Daftar Akun Slot Gacor Terpercaya

Portbet88 Daftar Id Slot Game Terpercaya

Jfgaming168 Daftar Akun Slot Online

MasterGaming138 login Akun Slot Gacor

Adagaming168 Id Slot Gacor

Kingbet189 login Slot Game Online

Summer138 Daftar Id Slot Anti Rungkad Terpercaya

Evorabid77 login Slot Anti Rungkad Online

Jakarta, CNBC Indonesia -  Petaka baru mengintai Bumi gara-gara perkembangan pesat teknologi kecerdasan buatan (AI). Penelitian yang dipimpin Peng Wang dari Akademi Ilmu Pengetahuan China dan melibatkan beberapa ilmuwan di Israel mengungkap pada 2030 mendatang AI dapat menghasilkan jutaan ton limbah elektronik (e-waste).

Jika tidak segera diatasi, para peneliti memperkirakan 1,2 juta hingga 5 juta metrik ton e-waste dari AI akan menumpuk di akhir dekade ini. 

Sebagai perbandingan, e-waste AI tersebut setara dengan membuang antara 2,1 miliar hingga 13 miliar unit iPhone 15 Pro. Analogi lainnya, sebanding dengan 11.000 unit pesawat Boeing 747 yang terisi penuh.

Studi baru yang diterbitkan dalam jurnal Nature Computational Science ini menekankan bahwa lonjakan limbah elektronik dapat memperburuk krisis sampah beracun secara global, termasuk 1,5 juta ton papan sirkuit cetak dan 0,5 juta ton baterai berbahaya.

Peningkatan limbah elektronik disebabkan oleh pesatnya perluasan aplikasi AI dan pusat data, yang menuntut peningkatan komputasi perangkat keras berkinerja tinggi secara berkala.

Model AI generatif, seperti yang digunakan dalam aplikasi ChatGPT, disebut sangat boros sumber daya, memerlukan server, prosesor, dan solusi penyimpanan yang kuat agar dapat beroperasi secara efektif.

Ketergantungan pada peningkatan dalam infrastruktur perangkat keras dan teknologi chip ini membuat siklus hidup pendek untuk prosesor dan peralatan penyimpanan lainnya, hingga menyebabkan lonjakan barang elektronik yang dibuang.

Perusahaan teknologi menghabiskan banyak biaya untuk membangun dan meningkatkan pusat data guna mendukung proyek AI generatif dan menyediakan chip komputer canggih untuk mereka.

Sebagian besar limbah elektronik akan terkumpul di negara seperti Amerika Utara, Eropa, dan Asia Timur, tempat sebagian besar pusat data terkonsentrasi.

Limbah elektronik mencakup perangkat elektronik yang dibuang seperti komputer, HP, pengisi daya, kabel, dan sistem server besar, yang didefinisikan sebagai produk dengan baterai atau colokan.

Produk-produk tersebut merupakan aliran limbah yang tumbuh paling cepat di Bumi dan dengan cepat melampaui kapasitas fasilitas daur ulang.

Sebagian besar limbah elektronik tidak didaur ulang, sebagian besar berakhir di tempat pembuangan sampah atau diekspor ke negara-negara berpenghasilan rendah.

Para peneliti menawarkan solusi untuk mengurangi limbah elektronik yang disebabkan oleh AI.

Mereka menawarkan praktik tertentu, termasuk strategi ekonomi sirkular yang dapat mengurangi limbah elektronik terkait AI hingga 86%. Dengan memperpanjang umur infrastruktur komputer yang ada, menggunakan kembali komponen, dan mendaur ulang bahan berharga seperti tembaga dan emas, produksi limbah elektronik dapat dikurangi secara signifikan.

Para penulis menyarankan bahwa menerapkan strategi ekonomi sirkular dapat mencegah produksi lebih dari 3 juta ton limbah. Tentu saja dalam mewujudkan solusi ini perlu ada kerja sama strategis antara pemangku kebijakan, pakar dan akademisi, serta pelaku industri. 


(fab/fab)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Manfaatkan Teknologi AI Untuk Punya Rumah, Gimana Caranya?

Next Article Tanda Kiamat Makin Jelas, Nasib Manusia Bakal Tragis

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|