Jakarta, CNBC Indonesia - Justin Trudeau mengumumkan akan mengundurkan diri sebagai Perdana Menteri Kanada setelah partainya menemukan pemimpin baru, mengakhiri hampir satu dekade masa jabatannya.
"Kanada berhak mendapatkan pilihan yang jelas dalam pemilu berikutnya," kata Trudeau, Senin (6/1/2025) waktu setempat, seraya menambahkan bahwa perselisihan dalam partai membuatnya tidak mungkin menghadapi rival politiknya. Dia akan tetap menjabat hingga pemimpin baru Partai Liberal dipilih melalui proses yang "kuat dan mencakup seluruh negeri."
Dilansir The Guardian, keputusan Trudeau ini membuka jalan bagi pertarungan politik sengit untuk menentukan pemimpin negara berikutnya. Jajak pendapat menunjukkan bahwa Partai Liberal akan kalah telak dari Partai Konservatif dalam pemilu yang harus diadakan paling lambat Oktober, terlepas dari siapa pemimpinnya.
Dalam pidatonya, Trudeau mengenang pencapaian pemerintahannya selama tiga periode, sambil mengumumkan bahwa parlemen akan ditangguhkan hingga 24 Maret. Keputusan ini juga datang di tengah kecemasan yang mendalam di kalangan politik Kanada menjelang pelantikan Donald Trump sebagai Presiden AS.
Kekhawatiran meningkat bahwa tarif AS dapat merusak ekonomi Kanada, dan parlemen yang ditangguhkan tidak mungkin meredakan ketakutan ini.
Respons Trump
Adapun beberapa jam setelah pengumuman Trudeau, Trump menghidupkan kembali ejekannya di media sosial tentang membujuk Kanada untuk menjadi negara bagian AS.
"Banyak orang di Kanada SUKA menjadi Negara Bagian ke-51. Amerika Serikat tidak bisa lagi menanggung defisit perdagangan dan subsidi yang besar yang dibutuhkan Kanada untuk bertahan," tulis Trump.
"Jika Kanada bergabung dengan AS, tidak akan ada tarif, pajak akan turun drastis, dan mereka akan SEPENUHNYA AMAN dari ancaman kapal Rusia dan China yang terus mengelilingi mereka."
Trudeau sebelumnya berusaha menenangkan Trump melalui berbagai konsesi kebijakan dan kunjungan ke Florida, di mana mereka berpose tersenyum untuk foto. Namun, Trump kemudian mengejek Trudeau, menyebutnya sebagai "gubernur" Kanada, seolah-olah negaranya hanyalah negara bagian AS.
Reaksi Oposisi
Reaksi dari rival politik Trudeau atas keputusan mundurnya diutarakan secara langsung dan keras. "Tidak ada yang berubah," kata Pierre Poilievre, pemimpin Partai Konservatif.
"Setiap anggota dan kandidat kepemimpinan Liberal mendukung segala yang dilakukan Trudeau selama sembilan tahun, dan sekarang mereka ingin menipu pemilih dengan mengganti wajah Liberal lain untuk terus merugikan Kanada selama empat tahun lagi."
Jagmeet Singh, pemimpin Partai Demokrat Baru, menyatakan bahwa "Partai Liberal tidak pantas mendapat kesempatan lain, siapapun pemimpinnya." Singh mendukung pemerintah minoritas Liberal selama tiga tahun melalui perjanjian kepercayaan dan pasokan, tetapi menarik dukungannya pada akhir 2024.
Warisan Trudeau dan Masa Depan Partai Liberal
Trudeau, yang memimpin Partai Liberal sejak 2013 dan menjadi perdana menteri pada November 2015, telah berulang kali mengatakan akan memimpin partai ke pemilu berikutnya. Namun, perkembangan terakhir mencerminkan popularitasnya yang menurun.
Partai Liberal kehilangan basis politik kuat dalam pemilu sela terbaru dan menghadapi dukungan terendah dalam lebih dari seabad, hanya 16%.
Keterbalikan nasib ini mencerminkan bagaimana publik semakin jenuh dengan seorang pemimpin yang sebelumnya dipuja karena karisma dan namanya yang terkenal. Skandal pribadi, inflasi tinggi, dan harga rumah yang tak terkendali memperburuk citranya di mata publik.
Kritik datang dari dalam partainya sendiri. Hampir dua lusin anggota parlemen Liberal menyerukan Trudeau untuk mundur tahun lalu, khawatir akan kekalahan elektoral yang besar.
Chrystia Freeland, mantan menteri keuangan dan sekutu politik terdekat Trudeau, mengundurkan diri pada Desember setelah berselisih tentang respons terhadap nasionalisme ekonomi Trump. Surat pengunduran dirinya mengecam Trudeau atas "trik politik yang mahal" dan mempertanyakan pemahamannya tentang "keseriusan momen ini."
Pemilu diperkirakan akan digelar setelah parlemen kembali bersidang pada akhir Maret. Partai Konservatif diprediksi akan memenangkan pemerintahan mayoritas, tetapi hasil tersebut dapat berubah tergantung pada pemimpin baru yang dipilih oleh Partai Liberal.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video : Wakil PM Kanada Mundur - PPN 12% Untuk Kesehatan & Pendidikan
Next Article Panas! Trudeau Usir Diplomat Tertinggi India dari Kanada