Prabowo Bisa Hemat Dolar Sampai Rp 147 Triliun di 2025, Ini Pemicunya

3 months ago 32

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memproyeksikan negara bisa menghemat devisa sekitar Rp 147,5 triliun pada 2025. Hal ini tak lain karena berlakunya mandatori pencampuran biodiesel 40% atau B40 sejak 1 Januari 2025.

Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi (Dirjen EBTKE) Kementerian ESDM, Eniya Listiani Dewi menyebutkan, sepanjang tahun 2025 Indonesia bisa menghemat devisa negara mencapai US$ 9,33 miliar atau setara Rp 147,5 triliun melalui program B40 ini.

"Devisa kita itu menghemat Rp 147,5 triliun untuk B40, ya Rp 147,5 triliun," kata Eniya usai Konferensi Pers di Kantor Kementerian ESDM, Jakarta, dikutip Senin (6/1/2025).

Seperti diketahui, sejak Agustus 2023 Indonesia sudah menerapkan penuh program biodiesel 35% atau B35. Pada 2024 lalu, melalui program B35 ini, pemerintah berhasil menghemat devisa negara mencapai Rp 122,98 triliun.

"Kalau B35 itu kita dapat penghematan Rp 122,98 triliun. Nah ini (B40 di 2025) meningkat sekitar Rp Rp 25-an triliun," ujarnya.

Eniya menjabarkan, dalam catatannya, peningkatan dari B35 menjadi B40 juga berpotensi meningkatkan nilai tambah biodiesel mencapai Rp 20,98 triliun dibandingkan program B35 yang terhitung nilai tambahnya lebih rendah yakni sebesar Rp 17,49 triliun.

Selain itu, Eniya juga mengungkapkan bahwa melalui program B40 yang dimandatkan mulai berlaku pada 1 Januari 2025 itu bisa menurunkan tingkat sumbangan emisi karbon ke udara hingga 41,46 juta ton CO2.

"Dari situ penurunan emisi Juga meningkat dari 34,56 juta ton CO2 menjadi 41,46 juta ton CO2," tandasnya.

Sebelumnya, Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyebutkan bahwa program B40 juga sejalan dengan program asta cita Presiden RI Prabowo Subianto. Dia mengatakan hal itu juga sejalan dengan target pemerintah mencapai net zero emission di tahun 2060.

Pemerintah bahkan menyiapkan rencana peningkatan lebih lanjut ke B50 pada 2026.

"Kalau ini berjalan baik, atas arahan Presiden Prabowo, kita akan mendorong implementasi B50 pada 2026 dan kalau ini kita lakukan, maka impor kita terhadap solar, Insya Allah dipastikan sudah tidak ada lagi di tahun 2026. Jadi program (mandatori biodiesel) ini bagian daripada perintah Presiden tentang ketahanan energi dan mengurangi impor," jelas Bahlil dalam Konferensi Pers di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Jumat (3/1/2025).

Pada tahun 2025, pemerintah menetapkan alokasi B40 sebanyak 15,6 juta kilo liter (kl) biodiesel, dengan rincian 7,55 juta kl merupakan biodiesel yang disubsidi atau Public Service Obligation atau PSO. Sementara 8,07 juta kl dialokasikan untuk non subsidi atau non PSO.

Implementasi program mandatori B40 ini tertuang dalam Keputusan Menteri ESDM No 341.K/EK.01/MEM.E/2024 tentang Pemanfaatan Bahan Bakar Nabati Jenis Biodiesel Sebagai Campuran Bahan Bakar Minyak Jenis Minyak Solar Dalam Rangka Pembiayaan oleh Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit Sebesar 40 Persen.

Penyaluran biodiesel ini akan didukung oleh 24 Badan Usaha (BU) BBN (Bahan Bakar Nabati) yang menyalurkan biodiesel, 2 BU BBM yang mendistribusikan B40 untuk PSO dan non-PSO, serta 26 BU BBM yang khusus menyalurkan B40 untuk non-PSO.


(wia)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Kementerian ESDM Bakal Umumkan Skema Baru Subsidi BBM

Next Article Bahlil Bongkar Rencana Terobosan Prabowo untuk Biodiesel

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|