Jakarta, CNBC Indonesia - Joseph Aoun terpilih sebagai presiden baru Lebanon, Kamis (9/1/2025). Ini terjadi setelah Aoun memperoleh 99 suara pada putaran kedua pemungutan suara di parlemen yang beranggotakan 128 orang, setelah hanya memperoleh 71 suara pada putaran pertama.
Terpilihnya Aoun ini mengisi kekosongan kursi kepresidenan Negeri Aras itu selama dua tahun terakhir. Masa jabatan presiden adalah enam tahun, dan ia dapat dipilih kembali setelah enam tahun sejak mandat terakhirnya.
Pemilihan Aoun terjadi setelah upaya diplomatik internasional yang intensif oleh beberapa negara untuk mengakhiri kekosongan jabatan presiden di Lebanon, sebuah negara yang lanskap politik dan keamanannya telah terdampak secara signifikan oleh meningkatnya konflik dengan Israel.
Profil Joseph Aoun
Mengutip Anadolu Agency, Aoun lahir pada 10 Januari 1964 di daerah Sin El-Fil di distrik Matn di Lebanon timur. Sebagai ayah dari dua putra, ia memiliki dua gelar sarjana dalam ilmu politik dan ilmu militer serta fasih berbahasa Inggris dan Prancis.
Aoun bergabung dengan tentara sebagai sukarelawan pada tahun 1983. Setelah itu ia mendapat promosi ke beberapa pangkat militer hingga ia menjadi panglima militer pada bulan Maret 2017.
Di bawah komando Aoun, tentara Lebanon melancarkan operasi militer anti teror pada 19 Agustus 2017, yang dikenal sebagai Fajr Al Joroud, terhadap afiliasi ISIS (Daesh) di wilayah perbatasan timur dengan Suriah. Operasi militer tersebut berhasil mengusir para militan dari wilayah Baalbek.
Aoun juga dikenal mengawasi pengerahan pasukan militer di Lebanon selatan berdasarkan kesepakatan gencatan senjata dengan Israel yang mulai berlaku pada 27 November. Perjanjian tersebut bertujuan untuk mengakhiri pertempuran antara tentara Israel dan kelompok Hizbullah sejak dimulainya perang Gaza pada Oktober 2023.
Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, Israel diharuskan menarik pasukannya di selatan Garis Biru, perbatasan de facto, secara bertahap. Di sisi lain, tentara Lebanon akan dikerahkan di Lebanon selatan dalam waktu 60 hari.
Dalam karir militernya, Aoun juga tercatat berpartisipasi dalam beberapa pelatihan militer di Lebanon dan luar negeri. Ini termasuk pelatihan di AS, yang terakhir pada tahun 2009. Ia juga telah dianugerahi lebih dari 15 medali kehormatan militer, termasuk medali perang tiga kali, medali persatuan nasional, medali kehormatan militer, dan medali dalam perang melawan terorisme.
Aoun sendiri bukanlah panglima militer pertama yang menjadi presiden di Lebanon, dengan negara itu telah memilih empat komandan tentara sebagai presiden yakni Fouad Chehab, Emile Lahoud, Michel Suleiman, dan Michel Aoun. Namun, terpilihnya Aoun dirasa dapat menjadi angin segar bagi negara tersebut.
"Joseph Aoun telah memimpin Angkatan Bersenjata Lebanon, satu-satunya lembaga yang tersisa yang menikmati kepercayaan luas di seluruh masyarakat Lebanon yang sangat terpecah," kata Imad Salamey, pakar politik Timur Tengah di Lebanese American University, kepada Middle East Eye.
"Di bawah kepemimpinannya, militer mempertahankan inklusivitas dan netralitas, melindungi stabilitas Lebanon di tengah krisis. Aoun juga menunjukkan kemandirian dan akuntabilitas, menolak untuk menyelaraskan militer dengan faksi politik. Sikap ini, terutama di masa yang penuh gejolak, menjadikannya sebagai pemimpin yang cakap dan berprinsip."
Hubungan dengan Hizbullah
Menurut Konstitusi Lebanon, presiden harus seorang Kristen Maronit, perdana menteri seorang Muslim Sunni, dan juru bicara parlemen seorang Muslim Syiah. Aturan ini pun harus ditaati semua pihak, termasuk faksi politik kuat bersenjata beraliran Syiah Lebanon, Hizbullah.
Namun berbeda dengan pendahulunya, Aoun didukung oleh banyak lawan Hizbullah di Lebanon, yang berharap ia akan melawan kelompok bersenjata Lebanon tersebut sebagai kepala negara.
Dalam pidato penerimaannya, Aoun berjanji untuk menegaskan hak negara untuk 'memonopoli kepemilikan senjata', yang oleh sebagian orang ditafsirkan sebagai tantangan terhadap persenjataan Hizbullah.
"Saya akan membahas strategi pertahanan negara Lebanon untuk melawan invasi Israel. Dan yang saya maksud adalah negara Lebanon," katanya kepada para anggota parlemen.
Salamey dari Lebanese American University menyebut Aoun kemungkinan akan membatasi ruang gerak Hizbullah sebagai organisasi bersenjata, namun tidak dengan pengaruh politik kelompok itu.
"Aoun diharapkan untuk menjaga peran politik, bukan militer, Hizbullah. Ini sebuah sikap yang mungkin tidak sepenuhnya sejalan dengan ambisi kelompok yang lebih luas tetapi menghindari konfrontasi langsung," tuturnya.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Israel Juga Serang Lebanon, Targetkan Peluncur Roket Hizbullah
Next Article Konflik Timur Tengah Memanas, Israel-Lebanon Saling Luncurkan Roket