Presiden Turki Reccep Tayyip Erdogan.
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA -- Serangan Israel terhadap pertemuan para pejabat Hamas di Qatar telah menimbulkan kekhawatiran yang semakin besar di seluruh Turki bahwa negara itu bisa menjadi target berikutnya.
Kondisi itu tak terlepas dari hubungan dekat Turki dan Qatar termasuk kaitannya dengan gerakan Hamas. Ankara ditengarai mempunyai koneksi dengan Hamas.
Juru bicara Kementerian Pertahanan Turki, Laksamana Muda Zeki Akturk, memperingatkan di Ankara bahwa Israel akan memperluas serangan gegabahnya, seperti yang dilakukan di Qatar, dan menyeret seluruh kawasan. "Termasuk negaranya sendiri, ke dalam bencana," ujarnya, Kamis dilansir South Morning Post, Ahad (14/9/2025).
Israel dan Turki pernah menjadi mitra regional yang kuat. Tetapi hubungan antara kedua pihak mengalami kesulitan sejak akhir 2000-an dan telah mencapai titik terendah sepanjang masa akibat perang di Gaza.
Ketegangan juga meningkat karena kedua negara bersaing untuk mendapatkan pengaruh di negara tetangga Suriah sejak jatuhnya pemerintahan Bashar al-Assad tahun lalu.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah lama menjadi pendukung perjuangan Palestina dan kelompok Palestina, Hamas. Presiden Turki telah mengkritik Israel, khususnya Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, dengan retorika keras sejak dimulainya perang Gaza. Ia menuduh Israel telah melakukan genosida dan menyamakan Netanyahu dengan pemimpin Nazi Adolf Hitler.
Para pejabat Hamas secara teratur mengunjungi Turki dan beberapa di antaranya telah menetap di sana.
sumber : Antara