Putin Ngamuk, Rusia Tembak Jatuh Delapan Rudal AS-Jet Tempur MiG-29

3 months ago 36

Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia menjatuhkan delapan rudal buatan Amerika Serikat (AS), yang melintas dari wilayah Ukraina ke Belgorod, Rusia, akhir pekan kemarin. Moskow bahkan mengancam akan membalas serangan tersebut, merujuk ke penggunaan rudal jarak jauh Washington, ATACMS.

Hal ini menjadi fakta baru memanasnya perang Rusia dan Ukraina. Perang tersebut sudah berlangsung sejak Februari 2022 dan belum berakhir hingga kini.

"Tindakan rezim Kyiv ini, yang didukung oleh kurator Barat, akan dibalas dengan pembalasan," kata Kementerian Pertahanan Rusia dalam sebuah pernyataan di Telegram Sabtu waktu setempat, dikutip Politico Senin (6/1/2025).

Rusia telah memandang penggunaan ATACMS yang mampu menembus target hingga 300 kilometer (km) jauhnya, sebagai eskalasi signifikan dalam perang. Sejak Presiden AS Joe Biden mengizinkan Ukraina untuk menyerang Rusia dengan rudal ini pada bulan November, pasukan Ukraina telah menggunakannya untuk menyerang target jarak jauh di tanah Rusia pada beberapa kesempatan.

Kremlin telah menanggapi serangan serupa bulan lalu, dengan menembakkan rudal hipersonik jarak menengah eksperimental, yang dijuluki "Oreshnik," yang diklaim tidak dapat dicegat oleh sistem pertahanan udara Barat. Presiden Rusia Vladimir Putin pada bulan Desember berjanji untuk mempercepat pengembangan rudal Oreshnik, yang belum diproduksi Rusia dalam skala industri.

Tembak Jet Tempur MiG-29

Selain rudal AS, Kementerian Pertahanan Rusia juga memberikan perkembangan terbaru di medan perang di wilayah Donetsk. Kementerian itu melaporkan telah menembak jatuh jet tempur MiG-29 Ukraina dan sejumlah kendaraan tempur.

"Tujuh belas serangan balik oleh angkatan bersenjata Ukraina telah berhasil digagalkan. Musuh telah kehilangan lebih dari 410 tentara, dua tank Leopard yang diproduksi di Jerman, sebuah kendaraan tempur infanteri, dan tiga pengangkut personel lapis baja, termasuk sebuah M113 yang dibuat di Amerika Serikat (AS) di Republik Rakyat Donetsk (DPR) Rusia," demikian bunyi pernyataan tersebut.

"Kyiv juga telah dilucuti dari sebuah meriam L-119 105 mm yang diproduksi di Inggris Raya. Di DPR, Ukraina kehilangan total 230 personel dinas selama dua serangan balik yang berhasil digagalkan oleh pasukan Moskow," tambahnya.

Rusia melancarkan serangan skala besar terhadap Ukraina Timur atau Donbass pada 24 Februari 2024. Moskow berupaya merebut wilayah itu dengan alasan diskriminasi rezim Kyiv terhadap wilayah itu, yang mayoritas dihuni etnis Rusia, serta niatan Ukraina untuk bergabung bersama aliansi pertahanan Barat, NATO.

Langkah ini pun akhirnya menyeret sejumlah negara Barat dalam konflik, termasuk AS, Inggris, dan sejumlah sekutunya di Eropa. Mereka memberikan bantuan besar kepada Kyiv untuk melawan pasukan Rusia, dan di sisi lain, menjatuhkan ribuan sanksi ekonomi kepada Moskow agar tak memiliki anggaran untuk perang.


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Putin Serang Ukraina Saat Natal, Jutaan Warga Terancam Kedinginan

Next Article Video: Rusia Mulai Kalah Perang Hingga BMKG Warning Gempa Megathrust

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|