Jakarta, CNBC Indonesia - Nissan Motor, produsen otomotif terbesar ketiga di Jepang berdasarkan volume, mengumumkan rencana untuk menawarkan paket "pemisahan sukarela" atau buyout kepada pekerja di tiga pabriknya di Amerika Serikat. Langkah ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk memotong biaya global sebesar $2,6 miliar di tengah penurunan penjualan di pasar utama seperti China dan Amerika Utara.
Dilansir Reuters, Jumat (31/1/2025), Nissan juga akan mengurangi shift produksi di dua pabrik perakitan kendaraannya di AS.
Menurut juru bicara Nissan, paket buyout akan ditawarkan kepada pekerja di pabrik perakitan kendaraan di Smyrna, Tennessee, dan Canton, Mississippi, serta pabrik mesin di Decherd, Tennessee. Perusahaan juga akan memangkas satu dari dua shift produksi untuk model SUV Rogue di pabrik Smyrna mulai April, dan untuk sedan Altima di pabrik Canton mulai September.
"Kami tidak berencana melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) secara paksa," tegas juru bicara Nissan, menambahkan bahwa perusahaan mempekerjakan lebih dari 11.700 pekerja di ketiga pabrik tersebut hingga akhir 2024.
Meskipun demikian, perusahaan tidak mengungkapkan berapa banyak pekerja yang diharapkan menerima tawaran tersebut. Namun, laporan harian Nikkei menyebutkan bahwa langkah ini berpotensi mengurangi hingga sekitar 1.500 pekerjaan.
"Kami berkomitmen untuk mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk memastikan kelangsungan hidup dan pertumbuhan jangka panjang perusahaan," kata juru bicara Nissan. "Ini termasuk menyesuaikan kapasitas produksi dan struktur biaya kami agar sesuai dengan kondisi pasar saat ini."
Sebelumnya, Nissan telah memangkas produksi di pabrik Kyushu sebesar sepertiga pada Agustus 2024 akibat melemahnya permintaan di AS untuk beberapa model lama, termasuk Rogue.
Langkah-langkah penghematan ini merupakan bagian dari rencana global yang diumumkan Nissan pada November 2023. Saat itu, perusahaan mengungkapkan rencana untuk memotong 9.000 pekerjaan di seluruh dunia dan mengurangi kapasitas maksimum dari 25 lini produksi kendaraannya.
Penurunan penjualan di China dan Amerika Utara menjadi faktor utama di balik keputusan tersebut.
Adapun kurang dari dua bulan setelah mengumumkan rencana penghematan ini, Nissan dan Honda Motor mengungkapkan bahwa mereka sedang memulai pembicaraan untuk membahas kemungkinan merger. Jika terwujud, merger ini dapat menciptakan grup otomotif terbesar ketiga di dunia dengan produksi tahunan mencapai 7,4 juta kendaraan.
Langkah ini dianggap sebagai upaya strategis untuk menghadapi tantangan industri otomotif yang makin kompetitif, termasuk peralihan ke kendaraan listrik dan tekanan ekonomi global.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video : Sah! Honda dan Nissan Mulai Jajaki Kerja Sama
Next Article Tsunami PHK Lagi, Raksasa Otomotif Jepang Pangkas 9.000 Pekerja