FOTO Internasional
Reuters, CNBC Indonesia
28 March 2025 15:10

Warga Sudan turun ke jalan merayakan kemenangan setelah tentara semakin menguasai Khartoum dari Pasukan Dukungan Cepat (RSF) di Port Sudan, Sudan, Kamis (27/3/2025). (REUTERS/Ibrahim Mohammed Ishak)

Panglima militer Sudan, Abdel Fattah al-Burhan, menyatakan bahwa ibu kota Khartoum kini telah terbebas dari Pasukan Pendukung Cepat (RSF), kelompok paramiliter yang selama ini bertempur melawan tentara pemerintah. (Sudan Transitional Sovereignty Council/Handout via REUTERS)

Pernyataan ini disampaikan setelah pasukannya berhasil merebut kembali sejumlah wilayah strategis di ibu kota dan mengusir RSF dari beberapa titik penting. Langkah ini menjadi momen krusial dalam konflik berkepanjangan antara militer Sudan dan pasukan paramiliter yang berusaha merebut kendali negara. (REUTERS/Ibrahim Mohammed Ishak)

Meski tentara berhasil mendapatkan kembali kontrol di beberapa daerah, situasi Sudan masih belum sepenuhnya stabil. Konflik antara kedua pihak terus berlanjut dan tetap menjadi ancaman bagi keamanan serta kestabilan nasional. (REUTERS/El Tayeb Siddig)

Hingga kini, belum ada tanggapan resmi dari RSF terkait pernyataan Burhan. Dalam pidatonya pekan lalu, Komandan RSF Mohamed Hamdan Dagalo bersumpah akan melawan serangan balik tentara. (REUTERS/Ibrahim Mohammed Ishak)

Perebutan kekuasaan antara para jenderal di Sudan dimulai pada 15 April 2023, ketika sebagian besar wilayah Khartoum jatuh ke tangan RSF. Hampir dua tahun sejak itu, perang telah menewaskan puluhan ribu orang dan menyebabkan lebih dari 12 juta orang mengungsi, termasuk lebih dari separuh populasi di Khartoum Raya sebelum perang. (REUTERS/Ibrahim Mohammed Ishak)