RI Berencana Ubah Batu Bara Jadi Bahan Baku Baterai EV

3 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Holding BUMN Industri Pertambangan MIND ID melalui anak usahanya PT Bukit Asam Tbk (PTBA) berencana melakukan hilirisasi batu bara menjadi grafit sintetik-komponen baterai kendaraan listrik (Electric Vehicle/EV).

"Saat ini masih dalam tahapan prototyping di laboratorium, tapi synthetic graphite itu sudah dimungkinkan," ucap Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso dalam acara MINDialogue Hilirisasi dan Industrialisasi Strategi Kunci Menuju Indonesia Emas 2045, dikutip Jumat (10/1/2025).

Detailnya, Direktur Portofolio dan Pengembangan Usaha MIND ID, Dilo Seno Widagdo bilang, sejatinya ada dua jenis baterai kendaraan listrik, yakni yang menggunakan komponen LFP (Lithium Ferro Phosphate) dan NMC (Nickel Mangan Cobalt).

Nah, baterai kendaraan listrik dengan komponen NMC tersebut, lanjut Dilo, menggunakan anoda yang berasal dari grafit alam. Sedangkan, saat ini Indonesia masih belum memiliki grafit alam untuk anodanya.

Untuk bisa menggantikan peran grafit alam dalam anoda baterai kendaraan listrik NMC, bisa dilakukan dengan memanfaatkan grafit sintetik. Grafit sintetik yang saat ini tengah diusahakan oleh pihaknya adalah melalui hilirisasi batu bara yang dikelola oleh PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sebagai anggota usaha MIND ID.

"Nah, kita buat sama Bukit Asam itu bahwa batu bara itu bisa dijadikan synthetic graphite Jadi nanti kita nggak harus pake anodanya itu pakai grafit, tapi kita bisa pake batubara yang kita synthetic graphite kan. Nah ini sekarang kita sudah punya prototyping baterai yang kita kerja sama-sama BRIN Kita kasih nama BA-ARIN Itu sudah yang tipe 18650 kita sudah coba," jelasnya di sela acara, dikutip Jumat (10/1/2025).

Maka dari itu, pihaknya sedang meningkatkan kemampuan teknologi untuk bisa membuat grafit sintetik tersebut. Tak cuma itu, perusahaan juga sedang menjajaki kerja sama dengan perusahaan baterai kendaraan listrik asal China yakni CATL.

"Dan kita juga sudah kerja sama, udah buka komunikasi sama CATL Kalau ini bisa kita buat, CATL nanti buat katodanya, tapi anodanya nanti bisa dari kita," tambahnya.

Walaupun begitu, Dilo tidak menampik bahwa progresnya masih memerlukan peningkatan. Dengan meningkatkan aspek teknologi dan kesiapannya, Dilo yakin produk grafit sintetik yang dihasilkan bisa menjadi lebih baik.


(pgr/pgr)

Saksikan video di bawah ini:

Video:Mau Jadi Negara Maju, RI Wajib Hapus Penghambat Industrialisasi

Next Article Bahlil Angkat Lagi Isu Hilirisasi Batu Bara, Begini Katanya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|