Jakarta, CNBC Indonesia - Pada April 2024 lalu, Microsoft mengumumkan komitmen investasi sebesar US$1,7 miliar (Rp27,6 triliun) untuk pengembangan infrastruktur cloud dan talenta AI di Indonesia.
Investasi tersebut mulai direalisasikan, salah satunya dengan meluncurkan 'Indonesia Central Cloud Region'. Presiden Direktur Microsoft Indonesia Dharma Simorangkir mengatakan program pengembangan infrastruktur cloud ini merupakan tonggak penting yang tidak hanya memberdayakan individu dan organisasi untuk pengembangan AI dari dunia ke Indonesia, tetapi juga sebaliknya dari Indonesia ke dunia.
Dia mengatakan Indonesia memiliki talenta luar biasa, keragaman yang kaya, dan semangat inovasi yang kuat. Dalam memasuki era AI, Indonesia memiliki peluang besar untuk memaksimalkan potensi ini guna mendorong pertumbuhan ekonomi baru, serta memberdayakan masyarakat dengan dasar tanggung jawab yang kuat.
"Kami juga sangat antusias untuk mengajak pemerintah, organisasi, dan komunitas di Indonesia mengeksplorasi pembentukan AI Centre of Excellence guna mempercepat inovasi, mengembangkan talenta lokal, serta menciptakan solusi nyata yang sejalan dengan prioritas nasional Indonesia," jelas Dharma dalam Microsoft AI Tour, Selasa (27/5/2025).
Pada akhir 2024 lalu, Microsoft bekerja sama dengan pemerintah merilis program pelatihan talenta AI bertajuk 'elevAlte Indonesia'. Program ini sudah berjalan dan ditargetkan akan membekali 1 juta talenta lokal dengan keterampilan AI.
Foto: Foto bersama dalam acara Microsoft AI Tour, Selasa (27/5/2025). (CNBC Indonesia/Novina)
Foto bersama dalam acara Microsoft AI Tour, Selasa (27/5/2025). (CNBC Indonesia/Novina)
RI Bukan Cuma Negara Pasar
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Komunikasi dan Digital Meutya Hafid mengatakan era AI yang berkembang cepat memiliki tantangan dan risiko. Namun, di sisi lain ia meyakini pengembangan talenta digital lokal dapat menghadapinya tantangan itu bersama-sama dan memaksimalkan manfaat besar AI di masa depan.
Meutya juga menyambut baik pengembangan talenta AI bersama Microsoft melalui program elevAlte Indonesia, serta peluncuran program Indonesia Central Cloud Region terbaru dari raksasa asal AS tersebut.
"Kami menyambut peluncuran ini sebagai bagian dari kontribusi terhadap penguatan infrastruktur digital nasional. Tentu kami berharap investasi ini dapat berdampak kepada ekonomi sebesar US$2,5 miliar atau sekitar Rp 41 triliun dalam 4 tahun ke depan," kata Meutya.
Meutya mengatakan saat ini program elevAlte Indonesia sudah melibatkan 840 ribu individu untuk penguatan kapabilitas di sektor AI.
"Tentu angka ini kita harapkan akan sesuai dengan target 1 juta pelatihan digital oleh Microsoft bekerja sama dengan pemerintah Indonesia," ia menuturkan.
Meutya mengatakan komitmen Microsoft untuk berinvestasi di sektor AI sebesar US$1,7 miliar bukan hanya berfungsi sebagai perluasan infrastruktur, tetapi juga menjadi katalis pembangunan nasional dengan potensi penciptaan lapangan kerja sebanyak 60.000 hingga 2028 mendatang.
"Saat ini berbagai universitas di Indonesia dan Microsoft sudah memiliki program bersama, dan kita berharap bisa dilakukan lebih masif lagi," jelas Meutya.
"Langkah ini juga kami pandang sebagai bagian dari percepatan adopsi hypercloud di Indonesia," imbuhnya.
Potensi Besar RI Kembangkan AI
Meutya menjelaskan bahwa Indonesia memiliki keunggulan geografis dengan potensi energi besar terbarukan sebanyak 207 gigawatt dari tenaga surya dan 29 gigawatt dari panas bumi.
"Sehingga dengan demikian Indonesia membuka peluang besar bagi pengembangan pusat data yang berkelanjutan dan yang paling penting ramah lingkungan," kata Meutya.
Indonesia saat ini menempatkan posisi strategis sebagai pintu gerbang ekonomi digital Asia Pasifik dengan GMV ekonomi digital tumbuh dari US$80 miliar pada 2023 menjadi US$90 miliar pada 2024. Diproyeksikan angkanya mencapai US$130 miliar pada 2025 ini.
"Kehadiran Indonesia Cloud Center Region dari Microsoft mencerminkan dua hal penting. Pertama, kepercayaan terhadap arah kebijakan pemerintah di bidang digital yang makin konsisten, responsif, dan terbuka terhadap kolaborasi strategis. Kedua, Indonesia dinilai memiliki kesiapan untuk mengelola teknologi canggih seperti cloud dan AI tidak hanya sebagai pengguna atau pasar, tetapi juga mitra aktif dalam membentuk tata kelola di bidang yang berkelanjutan," Meutya menjelaskan.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: AI Makin Marak, Bisnis Data Center "Berlomba" Ekspansi
Next Article Video: CEO Google Beri Peringatan Bahaya di 2025