Rupiah Tersungkur Lagi, Dolar Kembali Dekati Rp16.000

4 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia – Rupiah kembali tersungkur di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan Kamis (12/12/2024), hal ini menandakan pelemahan empat kali berturut-turut sejak awal perdagangan pekan ini.

Melansir data Refinitiv, pada penutupan perdagangan hari ini (12/12/2024) rupiah lesu dan turun sebesar 0,06% ke level Rp15.920/US$. Sepanjang hari, nilai tukar rupiah berfluktuasi di rentang Rp15.920/US$ hingga Rp15.950/US$.

Seiring dengan pelemahan rupiah hari ini (12/12/2024), Indeks Dolar AS (DXY) juga alami penurunan sebesar 0,27% tepat pukul 15.00 di posisi 106,42.

Sentimen global terkait inflasi konsumen dan ekspektasi kebijakan suku bunga Bank Sentral AS (The Fed) menjadi faktor utama yang menekan pergerakan mata uang Garuda.

Rilis data inflasi konsumen Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan pertumbuhan tahunan sebesar 2,7% year-on-year (yoy) pada November 2024, sesuai dengan ekspektasi pasar, memperkuat prospek pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh Federal Reserve.

Probabilitas pasar untuk pemangkasan suku bunga pada pertemuan pekan depan melonjak menjadi 96,2%, dari sebelumnya 86%, berdasarkan perangkat CME FedWatch. Namun, inflasi inti AS yang tetap berada di level 3,3% yoy mengindikasikan ketahanan inflasi yang masih di atas target tahunan Fed sebesar 2%, sehingga mempertegas perlambatan kebijakan moneter yang lebih agresif.

Di sisi lain, sentimen dari rilis data inflasi produsen AS yang akan keluar hari ini turut memengaruhi pasar. Konsensus memperkirakan Indeks Harga Produsen (IHP) melandai menjadi 0,2% yoy.

Jika data ini sesuai ekspektasi, pasar mengantisipasi bahwa The Fed akan terus memangkas suku bunga, tetapi dengan pendekatan lebih hati-hati di tahun mendatang.

Selain itu, pasar juga memantau data klaim pengangguran AS yang diperkirakan menurun menjadi 220.000 klaim dari pekan sebelumnya yang mencapai 224.000 klaim. Penurunan ini mengindikasikan pemulihan pasar tenaga kerja AS, sehingga menambah tekanan bagi mata uang di pasar negara berkembang, termasuk rupiah.

Sentimen dari Eropa juga ikut menambah tekanan terhadap rupiah. Bank Sentral Eropa (ECB) diprediksi akan kembali memangkas suku bunga acuannya besok, menandai pemangkasan keempat kalinya pada tahun ini. Langkah ini menunjukkan percepatan pelonggaran kebijakan moneter di Zona Euro, sehingga menarik minat investor terhadap aset berdenominasi euro.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Masih Penuh Tekanan, IHSG "Terancam" Merosot ke Level 7.000-an

Next Article Setelah Joe Biden, Bagaimana Nasib Rupiah Hari Ini?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|