Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono atau SBY mengungkapkan salah satu kebijakan keliru yang membuat pertumbuhan ekonomi stagnan di kisaran 5% selama satu dekade terakhir, yaitu luputnya kebijakan kenaikan gaji aparatur sipil negara (ASN) tiap tahun.
Selama masa periode 2014-2024, SBY mencatat, kenaikan gaji ASN, termasuk PNS, TNI, dan Polri hanya tiga kali, padahal tiap tahunnya inflasi atau kenaikan harga barang dan jasa selalu terjadi. Kenaikan gaji ASN tercatat hanya terjadi pada 2015, 2019, dan 2024.
"Saya harus mengatakan, gaji ASN itu jangan diabaikan. Alhamdulillah dulu, meskipun juga tidak selalu mudah, setiap tahun gaji saya naikkan. Mengapa? Setiap tahun ada inflasi," kata SBY saat sesi wawancara khusus dalam program Squawk Box CNBC Indonesia, Senin (17/2/2025).
"Kalau dari 10 tahun ASN kita, TNI, Polri, hanya naik 3 kali, ada 7 tahun, harga naik, penghasilan tetap. Overall selama 10 tahun, daya beli mereka menurun, ini jangan diabaikan" tegasnya.
Saat pendapatan ASN tak terurus, sialnya iklim ketenagakerjaan di sektor swasta juga menurut SBY selama periode itu bermasalah. Mulai dari maraknya gelombang pemutusan hubungan kerja atau PHK yang menyebabkan pengangguran secara riil marak, hingga sulitnya mencari pekerjaan karena lapangan kerja yang terbatas.
"Oleh karena itu, menurut saya, kembali utamakan penciptaan lapangan pekerjaan, cegah PHK, duduk bersama dengan dunia usaha, insentif fiskal apa yang bisa kita berikan pada mereka, agar tidak lakukan PHK, dan kemudian bantu yang sungguh miskin," papar SBY.
SBY pun menegaskan, dengan kebijakan itu, selama masa pemerintahannya ekonomi mampu tumbuh hingga 6%. Selama satu dekade kepemimpinannya, pertumbuhan ekonomi mampu tembus 6,35% pada 2007 dengan catatan terendah pada 2009 sebesar 4,63%.
Sementara itu, selama 10 tahun terakhir, yakni 2004-2014, puncak pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya sebesar 5,31% yang terjadi pada 2022, dengan catatan terendah terjadi pada 2020 saat ekonomi Indonesia terkontraksi hingga minus 2,07%.
"Kalau kita bicara menjaga pertumbuhan dari sisi konsumsi rumah tangga, itu yang paling penting dan sudah pernah kita praktekkan dan hasilnya nyata," ucap SBY.
SBY pun mengaku sudah berdiskusi dengan Presiden Prabowo terkait ini. Ia mengklaim Prabowo juga telah menaruh perhatian terkait kesejahteraan ASN selama 5 tahun pemerintahannya.
"Saya pernah berdiskusi dengan Pak Prabowo beberapa kali dan belum mengerti pentingnya job creation ini, pentingnya menjaga daya beli. Kita harapkan pemerintahan beliau segera keluarkan policy menteri-menterinya yang klop untuk menuju ke penjagaan konsumsi rumah tangga ini," ungkap SBY.
(arj/mij)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Trump Pangkas 75 Ribu PNS AS Demi Hemat Rp 163 Triliun
Next Article Simpan Uang-Emas Rp1 T di Rumah, Intip Gaji Zarof Ricar Sebenarnya!