Para pengunjuk rasa berdemonstrasi di luar kedutaan AS untuk mengutuk tindakan militer di Palestina, Yaman, dan Suriah, Sabtu, 5 April 2025 di Tunis.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA — Zionis Israel yang dibantu Amerika Serikat (AS) telah lama menjajah bangsa Palestina. Meletusnya peristiwa 7 Oktober 2023 dinilai merupakan keberhasilan Hamas melakukan pembelaan terhadap hak-hak yang selama ini dirampas oleh Israel yang telah lama menjajah bangsa Palestina.
"Peristiwa 7 Oktober adalah proses pembelaan kepada hak-hak (bangsa Palestina) yang selama ini dirampas (oleh Israel), (7 Oktober) bukan penyerangan terhadap negara yang berdaulat," kata Regional Director for Southeast Asia Global Coalition for Quds and Palestine (GCQP), Ahmed Al-Atawna saat berkunjung ke kantor Republika, Jakarta, Rabu (24/9/2025)
Ahmed mengatakan, sejak peristiwa tahun 1948, Israel melakukan penjajahan dan kekerasan secara brutal terhadap bangsa Palestina. Isu seputar kemerdekaan Palestina tidak mengalami kemajuan, bahkan tidak bertambah luas tanah Palestina. Sebaliknya, Israel terus mengambil alih tanah Palestina
Pada 7 Oktober 2023 yang dikenal sebagai peristiwa 7 Oktober, perjuangan Palestina menuntut hak-haknya mengalami kemajuan yang luar biasa. Dunia pun kini mengetahui Israel melakukan penjajahan, genosida, kejahatan perang, pembersihan etnis dengan membunuh anak-anak dan wanita.