Seorang Siswa Korban Keracunan Massal Usai Mengkonsumsi Menu MBG Baru Menjalani Perawatan di Gor Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Selasa (23/9/2025).
REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG BARAT--Sekolah SMK Karya Perjuangan, Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat meminta pemerintah mengevaluasi program Makan Bergizi Gratis (MBG). Hal ini, terjadi sebagai imbas kejadian keracunan massal yang menimpa siswanya.
Sebab, pihak sekolah menjadi 'tumbal' sasaran amarah orang tua siswa karena adanya keracunan usai mengkonsumsi menu MBG tersebut. Ada 334 siswa dari sekolah yang berada di satu kompleks SMK Karya Perjuangan Cipongkor, Raudhatul Athfal (RA) Miftahul Falah, Madrasah Tsanawiyah (MTs) Manarul Huda yang berada di satu yayasan yang mengalami keracunan.
"Saya sebagai kepala sekolah mintanya di evaluasi, keselamatan anak-anak nomor satu. Saya sebagai kepala sekolah beban. Saya di marahin orang tua, sampai-sampai saya ditunjuk. Katanya Bapa itu tahu, keracunan (di hari Senin sampai selasa kemarin banyak keracunan. Kenapa hari kemarin diberikan ke siswa lagi MGB-nya, saya bingung harus bilang apa," ujar Kepala SMK Karya Perjuangan, Jafar, Kamis (25/9/2025).
Jafar mengatakan, pihak sekolah tidak bisa berbuat banyak. Apalagi, sebelumnya membaca pemberitaan terkait peningkatan aktualitas pendistribusian dan menjaga higienitas santapan yang dibagikan. Sekolahnya menerima pendistribusian dari Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Desa Neglasari, Cipongkor.
"Artinya kami selaku kepala sekolah tidak masalah, (mendukung program pemerintah). Dan saya lihat ada guru yang melihat terus makan, sampai sekarang sehat," kata dia.
Sehingga dengan kejadian ini, ia lebih sepakat program ini diberikan dalam bentuk uang tunai kepada siswa atau orang tuanya. "Saya setuju aja dananya di ke siswakan atau ke orang tua siswa. Atau di pilih siapa. Kalau mau di lanjut dinas pendidikan dan BGN duduk bersama terus perwakilan orang tua. Karena saya yakin, kalau ini dikasih lagi anak gak mau makan," kata Jafar.