Sempat Lirik Thailand, Raja Jeli Buah Jepang Akhirnya Investasi di RI

9 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Di tengah gejolak ekonomi global, ternyata masih ada investor asing yang masuk berinvestasi di Indonesia serta membangun pabrik. Terbaru perusahaan makanan dan minuman Tarami Corporation dari Jepang membangun pabrik di Pandaan, Jawa Timur, dengan menggaet PT Niramas Utama melalui PT Niramas Pandaan Sejahtera (NPS) dan Kawasho Foods Corporation untuk memproduksi produk makanan halal.

Tarami Corporation adalah produsen jeli buah nomor satu di Jepang yang berbasis di Nagasaki dan merupakan bagian dari DyDo Group Holdings, Inc. Melalui kerja sama ini, PT Niramas Pandaan Sejahtera memproduksi jeli buah dalam kemasan cup dengan standar tinggi setara dengan standar produksi di Jepang melalui Japan Quality Line, sebuah lini produksi khusus yang menjamin keamanan, kualitas, dan kelezatan produk yang setara dengan produk yang dihasilkan di Nagasaki, Jepang.

Wakil Menteri Perindustrian Faisol Riza mengakui bahwa sempat muncul keraguan pada investasi di Indonesia. Namun, ternyata industri makanan-minuman, khususnya di bidang halal tetap menjadi daya tarik bagi investor asing.

"Mereka mencari partner rupanya bukan hanya di Indonesia, tapi mereka pergi ke Thailand dan negara lain, namun pilihan jatuh ke Indonesia. Jadi kepercayaan ke industri makanan dan minuman dari perusahaan besar terhadap industri mamin RI kuat karena Selama ini banyak yang meragukan kerjasama industri dalam negeri yang dianggap banyak hambatan, nyatanya apa yang dilakukan perusahaan-perusahaan Ini semua berjalan lancar bahkan sudah proses sertifikasi halal," kata Faisol di Kemenperin, Selasa (1/7/2025).

Pasca-pandemi Covid-19, PDB industri makanan dan minuman tumbuh sebesar 6,04% pada triwulan I tahun 2025. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan PDB industri pengolahan non-migas sebesar 4,31% dan PDB nasional sebesar 4,87%.

"Di sisi investasi, industri mamin merealisasikan modalnya sebesar Rp22,64 triliun pada awal tahun 2025, yang terdiri dari PMA sebesar Rp9,03 triliun dan PMDN sebesar Rp13,60 triliun," sebut Faisol.

Adapun nilai investasi yang ada pada PT NPS sebesar Rp60 miliar, kedua mitranya juga menambah investasi pada tahap awal sebesar Rp15 miliar agar sistem produksi yang ada dapat menghasilkan produk dengan kualitas yang sama dengan pabrik Tarami di Nagasaki, Jepang.

"Investasi ini akan bertambah seiring dengan pengembangan proyek ini. Selain dalam bentuk transfer teknologi, investasi juga dilakukan dalam pengembangan human capital, tenaga kerja yang diserap sebanyak 50 orang untuk line pertama, nanti bisa bertambah lagi sampai 3 line, kapasitasnya 3 juta cup," tutur Adhi S Lukman yang juga Presiden Direktur NPS.

Ekspor perdana telah dimulai ke sejak April lalu ke 10 negara tujuan dengan nilai order awal sebesar 1,3 juta USD, dan akan dikembangkan lebih lanjut ke negara-negara lain.

"Sekarang 100% ekspor, belum dijual ke dalam negeri, mereka kejar permintaan dari ekspor dulu. Tapi mereka setuju memasarkan ke dalam negeri tapi desain sesuaikan. Tujuan ekspornya sejauh ini ke Thailand, US, Malaysia, Singapura, Hong Kong, Macau, UK, Vietnam dan Filipina. Mereka jual produk mereka tapi produksi Jepang yang non halal, makanya bangun di Indonesia untuk produk halalnya," ujar Adhi.


(fys/wur)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Bukan Cuma Sepak Bola, Urusan Ini RI Bertarung Ketat dengan Vietnam

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|