REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Setiap perempuan mungkin pernah bertanya, "Apakah siklus menstruasi saya normal?". Pertanyaan ini dinilai sangat wajar karena setiap perempuan memiliki siklus yang unik, bervariasi dalam durasi, volume darah, tingkat nyeri, bahkan keteraturan.
Namun, memahami siklus menstruasi lebih dari sekadar urusan bulanan adalah indikator penting bagi kesehatan secara keseluruhan, layaknya tanda vital yang bisa mendeteksi risiko penyakit pada masa depan. Dokter yang sedang menjalani Program Pendidikan Dokter Spesialis bidang Obstetri dan Ginekologi di FKUI, dr Arya Ady Nugroho, menjelaskan siklus menstruasi adalah proses alami di mana tubuh mempersiapkan diri untuk kemungkinan kehamilan setiap bulan. Proses ini dipengaruhi oleh fluktuasi hormon seperti estrogen dan progesteron.
"Siklus menstruasi bukan hanya 'masa haid,' tapi cerminan kesehatan hormonal, nutrisi, dan gaya hidup Anda. Bayangkan siklus Anda sebagai 'termometer' tubuh," ujar dr Arya kepada Republika.co.id pada Ahad (14/8/2025).
Siklus menstruasi yang normal dimulai dari hari pertama perdarahan hingga hari pertama perdarahan berikutnya. “Durasi 24 hingga 38 hari dan rata-rata 28 hari,” kata dia.
Variasi ringan antarsiklus adalah hal yang umum terjadi, terutama pada remaja atau perempuan yang mendekati menopause, di mana siklus bisa mencapai 21 hingga 45 hari akibat penyesuaian hormon. Jumlah darah yang keluar selama menstruasi juga bervariasi.
Normalnya, rata-rata perempuan kehilangan 5 hingga 80 ml darah per siklus, setara dengan sekitar 3 sendok makan. Jika Anda merasa harus mengganti pembalut atau tampon setiap satu atau dua jam, atau jika ada gumpalan darah berukuran lebih dari koin, ini bisa menandakan perdarahan berlebih atau menoragia.
“Perdarahan menstruasi normal berlangsung dua hingga tujuh hari, dengan intensitas terbesar pada hari-hari awal,” ujar dr Arya.
Dia mengatakan nyeri ringan hingga sedang, atau dismenorea, adalah hal normal. Nyeri ini disebabkan oleh kontraksi rahim yang membantu mengeluarkan lapisan dindingnya, dan biasanya berlangsung selama satu hingga hari. “Namun nyeri parah yang disertai mual atau mengganggu aktivitas bisa menandakan endometriosis atau infeksi," kata dr Arya.
Menurut dia, ketidakteraturan siklus, seperti siklus yang terlalu panjang atau terlalu pendek, perdarahan yang tidak pada waktunya, atau siklus yang tidak terjadi sama sekali (amenorea), sering kali disebabkan oleh faktor seperti stres, fluktuasi berat badan ekstrem, atau masalah hormon seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS). Faktor-faktor ini bisa memengaruhi keseimbangan hormon yang mengatur siklus Anda.
Dia menjelaskan, ada beberapa tanda yang tidak boleh Anda abaikan. Segera jadwalkan kunjungan ke dokter jika siklus Anda secara konsisten berada di luar batas normal, mengalami perdarahan yang berlebihan, nyeri ekstrem, atau perubahan mendadak yang disertai gejala lain seperti kelelahan atau kenaikan berat badan.