Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah berencana memperketat impor gandum khusus untuk pakan. Menko Pangan Zulkifli Hasan mengatakan, langkah itu dilakukan untuk menjaga semangat petani menanam jagung, sehingga ketersediaan di dalam negeri terjamin ada.
Rencananya, kata Zulhas, akan ada aturan baru untuk kebijakan itu.
Sebagai informasi, Indonesia mengimpor sekitar 100% gandum untuk kebutuhan industri makanan, sebagai bahan baku untuk memproduksi tepung terigu. Selain itu, Indonesia juga mengimpor gandum untuk pakan ternak.
Departemen Pertanian Amerika Serikat (USDA) mencatat, Indonesia mengimpor gandum sebanyak 12,982 juta metrik ton, angka ini adalah proyeksi untuk tahun 2024. USDA menyebut angka ini sebagai rekor tertinggi, melonjak dari 9,446 juta metrik ton di tahun 2023. Perhitungan USDA memperkirakan, sebanyak 9,6 juta metrik ton adalah konsumsi untuk pangan dan 2,3 juta metrik ton lainnya untuk pakan.
USDA memprediksi, impor gandum RI tahun 2025 ini bisa turun jadi 12,0 metrik ton karena surutnya melandainya permintaan gandum yang tidak normal yang disebabkan oleh pemilihan umum tahun 2024, pelemahan nilai tukar, rendahnya permintaan bahan pakan dari pabrik pakan, dan tingginya harga pemerintah baru pengutamaan swasembada pangan.
"Tadi kami rapat, untuk menjaga, karena sekarang ini semangatnya petani menanam jagung luar biasa, bahkan di pinggir jalan tanam jagung. Kita tidak ingin semangat itu luntur gara-gara kita impor bahan-bahan yang akan mengganggu produksi jagung," kata Zulhas usai rapat terbatas tentang kebijakan pangan di Jakarta, Senin (6/1/2025).
"Kalau itu jadi sepakat, nanti ada pengganti jagung untuk pakan itu ada gandum, gandum untuk pakan itu harganya lebih murah. Jangan salah kutip, gandum untuk pakan ya. Nah, ini nanti kita rataskan. Itu kalau impor harus diputuskan dalam ratas (rapat terbatas). Rakor ya rakortas (rapat koordinasi terbatas), harus diputuskan dalam rakortas. karena kalau itu banjir, nanti jagungnya nggak terserap oleh pabrik-pabrik karena sudah diganti gandum ternak," jelas Zulhas.
Apalagi, imbuh dia, jika harga gandum pakan impor jauh lebih murah, akan membuat petani di dalam negeri jadi sulit lagi. Sehingga, pemberian izin impor gandum pakan akan menunggu hasil rakortas pemerintah.
"Mudah-mudahan jagungnya banyak nih, karena harganya bagus. Sekarang pergi di pinggir jalan saja ditanami jagung. Tentu kita harus membeli. Nanti kalau ada impor gandum untuk ternak, harus dirakorkan, berapa kebutuhan yang tidak mengganggu," ucapnya.
Selanjutnya, tambah Zulhas, akan ada ketentuan baru untuk pengetatan tersebut.
"Iya (ada aturan baru), nanti masuk rakortas," pungkas Zulhas.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Zulhas: RI Banyak Pakar Tapi Menuju Swasembada Pangan "Ruwet"
Next Article Video: Zulhas & Satgas Musnahkan Barang Impor Ilegal di Cikarang