Jakarta, CNBC Indonesia - Bukalapak mengumumkan menutup lapak jualan online barang fisik mereka seperti fashion hingga alat elektronik. Dalam pengumumannya, bisnisnya kini beralih ke produk virtual seperti pulsa, pembayaran BPJS kesehatan dan ketenagakerjaan, hingga token listrik.
"Kami ingin menginformasikan bahwa Bukalapak akan menjalani transformasi dalam upaya untuk meningkatkan fokus pada Produk Virtual. Sebagai bagian dari langkah strategis ini, kami akan menghentikan operasional penjualan Produk Fisik di Marketplace Bukalapak," tulis Bukalapak dalam blog resminya.
Keputusan itu cukup mengejutkan mengingat platform ecommerce sempat merengkuh kesuksesan di awal pertumbuhan startup Indonesia. Bukalapak merupakan salah satu raksasa teknologi yang berkembang cukup pesat.
Platform e-comnerce itu menjadi salah satu unicorn atau bervaluasi US$1 miliar pertama di tanah air 2018. Sebelum Bukalapak, ada juga Gojek, Tokopedia dan Traveloka yang mendapatkan julukan sama lebih dulu.
Bukalapak didirikan 2010, salah satunya oleh Achmad Zaky. Perjalanannya cukup panjang untuk sukses membangun salah satu raksasa e-commerce Indonesia.
Zaky diketahui pernah menghabiskan yang tabungannya untuk membuka usaha kuliner mie ayam. Ini dilakukannya sata dia masih duduk di bangku kuliah di ITB.
Sayang bisnisnya bangkrut. Namun kegagalan itu, menurutnya memacu untuk mencoba proses yang lebih besar lagi.
"Kalau kita dalam kondisi nggak baik Tuhan lagi nyiapin sesuatu yang baik buat kita. Saya pernah coba (bisnis) dan gagal waktu nyoba jual mie ayam tapi saya justru pengen gagal lagi. Kenapa? Karena kegagalan itu adalah suatu proses yang sangat dahsyat dan selalu tergores di kepala," papar Zaky dalam acara InnoCreativation di Surabaya, beberapa tahun silam.
Kuliah di salah satu kampus terbaik Indonesia juga tak membuatnya berpuas diri. Dia pernah merasa rendah diri karena tidak bisa berbahasa inggris dan kurang percaya diri untuk ikut berorganisasi.
Namun rasa takut itu dilawan. Zaky ingin mendapatkan pengalaman yang berbeda.
"Saya datang dari Sragen sempat shock pas waktu datang ke ITB semua orang percaya diri dan pintar bahasa Inggris. Saya sempat stres. Tapi ternyata setelah kita coba ketakutan itu nggak ada," ungkapnya.
Pada 2019 lalu, Zaky memilih untuk mundur dari jabatannya sebaga CEO Bukalapak. Dalam laman resmi Bukalapak kala itu, Zaky dikatakan akan melanjutkan fungsinya di perusahaan sebagai pengawas, pendiri, mentor tech startup, dan juga pimpinan Achmad Zaky Foundation.
Berdasarkan prospektus initial public offering (IPO), Zaky memiliki sebanyak 4.452.515.674 unit saham atau setara 4,32% setelah IPO Bukalapak.
Pada 2022 lalu, saham Bukalapak sempat melonjak tinggi dan Forbes mencatat kekayaan Zaky mencapai RP 4,71 triliun berkat kepemilikan saham di Bukalapak.
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini: