Tenggelam dalam Kebangkrutan, Maskapai Ini PHK Banyak Posisi

2 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Maskapai berbiaya murah (LCC) Amerika Serikat (AS), Spirit Airlines, melakukan restrukturisasi dengan para kreditur untuk memangkas utangnya senilai US$795 juta (Rp13 triliun). Hal ini dilakukan setelah maskapai tersebut menekan biaya operasionalnya, salah satunya dengan pemutusan hubungan kerja (PHK).

Mengutip AFP, Kamis (13/3/2025), Spirit menyebut restrukturisasi tersebut disetujui oleh mayoritas 'super kreditor'. Hal ini juga telah divalidasi pada tanggal 20 Februari oleh pengadilan kebangkrutan AS di New York.

"Dengan utang yang jauh lebih sedikit dan fleksibilitas keuangan yang lebih besar, Spirit muncul (dari perlindungan kebangkrutan Bab 11) sebagai perusahaan yang lebih kuat yang diposisikan lebih baik untuk kesuksesan jangka panjang," kata maskapai itu.

Selain mengurangi utangnya sebesar US$795 juta, maskapai itu mengonfirmasi bahwa mereka telah menerima suntikan dana pemegang saham sebesar US$350 juta (Rp5,7 triliun) yang telah diumumkan November lalu. Dana ini dimaksudkan untuk mendukung 'inisiatif masa depan' Spirit.

Saham baru juga akan segera menggantikan yang lama sebagai bagian dari restrukturisasi. Diketahui, harga saham Spirit telah anjlok hampir 90% pada tahun sebelum pengajuan kebangkrutan November lalu.

"Kami senang menyelesaikan restrukturisasi yang efisien dan muncul dalam posisi keuangan yang lebih kuat untuk melanjutkan transformasi dan investasi kami dalam pengalaman tamu," kata Kepala Eksekutif Spirit, Ted Christie.

Mengalami kerugian selama 11 kuartal berturut-turut, perusahaan yang berpusat di Florida itu menunda pengiriman lima pesawat dan mengambil beberapa langkah pemotongan biaya lainnya termasuk pembekuan perekrutan pilot dan awak pesawat. Tercatat, Spirit melakukan PHK 200 posisi pada Januari lalu

Spirit meningkatkan kapasitas dan pangsa pasarnya di pasar penerbangan pasca-Covid. Namun, maskapai yang identik dengan warna kuning itu menghadapi persaingan yang semakin ketat dari maskapai lain.

Pada 2022, pesaingnya, Frontier Airlines, mencoba menawarkan merger senilai US$2,9 miliar (Rp47 triliun) dengan Spirit. Pesaing lainnya, JetBlue, kemudian mengajukan tawaran yang berpotensi lebih menguntungkan tetapi kesepakatan itu gagal setelah pihak berwenang mengutip kekhawatiran antimonopoli.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: PHK di AS Melonjak 245% Terimbas Penghematan Pemerintah

Next Article Ada Apa dengan Boeing? Rugi Rp93 T, Mogok Massal, PHK Besar-besaran

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|