Jakarta, CNBC Indonesia - Presiden terpilih Amerika Serikat (AS), Donald Trump, kembali menebarkan ancaman kepada sekutunya di Eropa. Hal ini terkait dengan perdagangan.
Dalam sebuah pernyataan, Kamis (19/12/2024), Trump mengatakan bahwa ia akan menerapkan tarif untuk barang Uni Eropa yang diekspor ke AS bila blok itu tidak bersikap adil dalam menyikapi defisit yang dialami Washington dalam berdagang dengan Benua Biru.
"Saya memberi tahu Uni Eropa bahwa mereka harus menutupi defisit besar mereka dengan Amerika Serikat melalui pembelian minyak dan gas kami dalam skala besar," tulisnya di Truth Social.
"Jika tidak, maka akan ada TARIF sepenuhnya!!!"
Uni Eropa belum mengungkapkan rencana yang jelas tentang cara menghindari perang dagang dengan AS jika Trump benar-benar mengenakan tarif pada barang dan jasa yang berasal dari blok tersebut, seperti yang diancamkannya.
Pada 2022, ekspor barang AS ke UE diperkirakan mencapai US$ 350,8 miliar, naik 28,8% dari tahun sebelumnya, menurut pemerintah AS. Di sisi lain, impor barang AS dari Uni Eropa berjumlah US$ 553,3 miliar pada tahun yang sama, naik 12,8% dari tahun 2021.
Dengan data ini, defisit perdagangan barang AS dengan Uni Eropa adalah $202,5 miliar pada tahun 2022, turun 7,3% dari 2021.
Trump telah berulang kali mengancam akan mengenakan tarif yang besar pada mitra dagang utama dalam beberapa bulan terakhir. Ia mengatakan bahwa Kanada dan Meksiko akan dikenakan tarif sebesar 25% pada barang dan jasa yang diekspor ke AS segera setelah ia menjabat pada bulan Januari.
Ia juga mengatakan pada bulan November akan mengenakan tarif tambahan sebesar 10% pada produk-produk China yang memasuki AS di atas bea apa pun yang ada.
"Saya telah melakukan banyak pembicaraan dengan China tentang sejumlah besar obat-obatan, khususnya Fentanyl, yang dikirim ke AS, Namun tidak berhasil," tulisnya di Truth Social.
"Perwakilan China memberi tahu saya bahwa mereka akan memberlakukan hukuman maksimal, yaitu hukuman mati, bagi pengedar narkoba yang tertangkap melakukan hal ini, tetapi sayangnya, mereka tidak pernah menindaklanjutinya, dan narkoba mengalir ke Negara kita, sebagian besar melalui Meksiko, pada tingkat yang belum pernah terlihat sebelumnya. Hingga saat itu tiba, kami akan mengenakan Tarif tambahan sebesar 10% kepada China, di atas Tarif tambahan lainnya, atas semua produk mereka yang masuk ke Amerika Serikat. Terima kasih atas perhatian Anda terhadap masalah ini."
Ancaman Trump telah disambut dengan kekhawatiran oleh negara-negara sekutu seperti Kanada dan Meksiko, yang sejak itu telah mengambil tindakan untuk menekan imigrasi lintas batas dan perdagangan narkoba.
Awal minggu ini, Kanada mengumumkan serangkaian aturan baru di sepanjang perbatasan dengan AS, termasuk memperkuat pengawasan 24/7 di Ottawa dan membentuk "pasukan penyerang" gabungan untuk mengejar kejahatan terorganisasi.
Demikian pula, presiden baru Meksiko Claudia Sheinbaum telah berjanji untuk mengatasi masuknya migran dan narkoba ke AS, meskipun dia tidak setuju untuk menutup perbatasan, seperti yang diklaim Trump secara keliru pada akhir November.
Sheinbaum mengatakan dia yakin dapat mencapai kesepakatan dengan Trump untuk menghindari tarif, tetapi juga mengancam akan mengenakan bea atas barang dan jasa AS jika Trump meneruskan rencananya.
(luc/luc)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Perang Dagang Trump, Ancaman atau Peluang Untuk RI?
Next Article Kantor Airlangga Mulai Siap-Siap Efek AS Bakal Jegal Barang China