Trump Tunda Penutupan Pembangkit Batubara Demi Pasokan Listrik AI

2 hours ago 3

Pemerintah Presiden AS Donald Trump menunda pensiun dini sebagian besar pembangkit listrik tenaga batubara di negara itu. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, NEW YORK -- Pemerintah Presiden AS Donald Trump menunda pensiun dini sebagian besar pembangkit listrik tenaga batubara di negara itu. Langkah ini diambil untuk memenuhi permintaan listrik dalam jumlah besar yang dibutuhkan guna mendukung ledakan kecerdasan buatan atau artificial intelligence (AI).

Menjaga pembangkit batubara yang berusia puluhan tahun tetap beroperasi menjadi bagian dari strategi luas untuk meningkatkan produksi energi nasional. Strategi ini juga mencakup peningkatan energi nuklir dan mengizinkan pembangkit listrik cadangan beroperasi 24 jam nonstop. Pemerintahan Trump menolak kekhawatiran tentang perubahan iklim, yang disebut Trump sebagai “tipuan global”, dan menjadikan ekspansi produksi energi sebagai prioritas utama.

“Kebijakan energi telah kembali ke Washington, D.C. Fokus kami adalah pada rakyat Amerika, harga utilitas, dan menghindari pemadaman listrik. Kami harus menghentikan kapasitas perusahaan yang ada dari masa pensiun,” kata Menteri Energi AS, Chris Wright.

Wright menegaskan fokus pemerintah adalah menyediakan harga listrik terjangkau bagi warga Amerika sekaligus mencegah pemadaman listrik. Pemerintah telah berdiskusi dengan banyak perusahaan utilitas dan mengharapkan puluhan pembangkit batubara yang hampir pensiun menunda penutupan.

“Dapat saya katakan mayoritas kapasitas batubara tetap beroperasi,” ujar Wright.

Pemerintah AS siap menggunakan kewenangan daruratnya untuk memperpanjang usia pembangkit batubara, seperti yang sudah diterapkan pada pembangkit di Michigan dan Pennsylvania.

Selain batubara, AS juga berupaya meningkatkan energi nuklir melalui reformasi perizinan dan mendukung teknologi baru. Dua pembangkit nuklir yang telah ditutup, termasuk yang terkenal di Pulau Three Mile Island, sedang dalam proses restart yang belum pernah terjadi sebelumnya untuk memasok listrik ke pusat data Microsoft.

“Kita membutuhkan industri itu sebagai sumber energi lain, jadi kami akan memberikan dorongan sementara untuk memulainya,” kata Wright dilansir laman Reuters.

Lonjakan permintaan listrik ini dipicu pertumbuhan pusat data AI yang sangat besar. Pemerintah Trump mengatakan perlombaan untuk mendominasi AI antara AS dan China sangat bergantung pada pasokan listrik. Wright mencontohkan China yang membangun ratusan gigawatt pembangkit batubara baru, seraya memperingatkan AS tidak boleh ketinggalan dalam persaingan industri ini.

Untuk mendukung hal tersebut, Departemen Energi juga telah membuka lahan federal bagi pengembangan pembangkit listrik dan pusat data.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|