Warning! AS Laporkan Kematian Pertama Manusia terkait Flu Burung

3 months ago 32

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas kesehatan Louisiana melaporkan kematian manusia pertama di Amerika Serikat (AS) yang terkait dengan flu burung pada Senin (6/1/2025). Pasien yang berusia lebih dari 65 tahun ini memiliki kondisi medis yang mendasari dan telah dirawat di rumah sakit sejak pertengahan Desember.

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) AS sebelumnya mengumumkan kasus ini sebagai infeksi manusia serius pertama di negara itu akibat virus H5N1.

"Risiko kesehatan masyarakat untuk umum saat ini tetap rendah, tetapi orang yang bekerja dengan burung, unggas, atau sapi, atau memiliki paparan rekreasi terhadap mereka, berisiko lebih tinggi," kata Departemen Kesehatan Louisiana dalam pernyataannya, dilansir AFP.

Pasien tersebut terpapar virus H5N1 melalui kombinasi kawanan burung halaman belakang yang tidak komersial dan burung liar. Pihak berwenang menyatakan tidak ada infeksi H5N1 lebih lanjut atau bukti penularan antar manusia yang terdeteksi di negara bagian itu.

Laporan ini muncul hanya beberapa hari setelah pemerintah federal mengalokasikan tambahan US$306 juta untuk memperkuat program pengawasan H5N1 dan penelitian terkait. Langkah ini diambil di tengah beberapa kritik terhadap tanggapan pemerintahan Presiden Joe Biden terhadap isu yang makin memanas ini.

Para ilmuwan khawatir bahwa virus ini dapat bermutasi menjadi bentuk yang lebih mudah menular, yang berpotensi memicu pandemi mematikan. Sejak awal 2024, CDC telah mencatat 66 kasus flu burung pada manusia di AS.

Jennifer Nuzzo, seorang profesor epidemiologi di Universitas Brown, menyatakan keprihatinannya, "Kami memiliki banyak data yang menunjukkan bahwa virus ini bisa mematikan, lebih mematikan daripada banyak virus yang kita khawatirkan."

CDC mencatat bahwa sekuensing genetik virus H5N1 dari pasien di Louisiana berbeda dari versi yang terdeteksi di banyak kawanan sapi perah di seluruh negeri. Sebagian kecil virus pada pasien menunjukkan modifikasi genetik yang mengindikasikan kemungkinan mutasi untuk beradaptasi dengan saluran pernapasan manusia.

Meskipun demikian, para peneliti menegaskan bahwa mutasi ini bukan satu-satunya faktor yang dapat membuat virus lebih menular atau mudah menyebar antar manusia.

Adapun H5N1 pertama kali terdeteksi pada 1996, namun sejak 2020 jumlah wabah di antara kawanan burung meningkat pesat, dengan semakin banyak spesies mamalia yang terpengaruh. CDC menyebutkan bahwa kematian akibat flu burung di AS bukanlah hal yang tak terduga mengingat potensi virus ini untuk menyebabkan penyakit parah dan kematian.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mencatat lebih dari 950 kasus flu burung pada manusia sejak 2003 di 24 negara, dengan jumlah besar di China dan Vietnam.

"Pengumuman kematian di AS ini tidak mengubah perspektif saya, tetapi menegaskan kekhawatiran besar saya tentang penyebaran virus ini yang relatif tidak terkendali dan urgensi untuk melakukan lebih banyak upaya untuk mencegah infeksi pada manusia," kata Nuzzo.


(luc/luc)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jelang Pelantikan Trump, Kim Jong Un Pastikan Makin Anti-AS

Next Article Video: Kebakaran Hebat, Bandara di Amerika Serikat Lumpuh

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|