Jakarta, CNBC Indonesia - Gencatan senjata Gaza kini makin di ujung tanduk. Fase kedua pembicaraan tak kunjung dibicarakan meski penting untuk perdamaian permanen wilayah Palestina itu.
Di sisi lain warga Gaza kini makin sekarat. Mereka melihat kehancuran di mana-mana dan berharap gencatan senjata akan terus terjadi.
Lalu apa saja updatenya dari Timur Tengah? Berikut 11 berita terbarunya, dirangkum CNBC Indonesia, Rabu (19/2/2025).
1.Kesepakatan Baru Hamas & Israel
Hamas dan Israel mengumumkan kesepakatan pada hari Selasa untuk membebaskan enam sandera yang masih hidup dari Gaza dan memulangkan empat jenazah tawanan. Ini termasuk dua anak laki-laki muda Israel, Ariel dan Kfir.
"Hamas memutuskan untuk membebaskan pada hari Sabtu, 22 Februari, tahanan (Israel) yang masih hidup yang pembebasannya disetujui pada fase pertama, berjumlah enam orang", kata negosiator utama kelompok itu Khalil al-Hayya dalam pidato yang disiarkan televisi, dikutip AFP.
Kelompok itu juga "memutuskan untuk menyerahkan empat jenazah pada hari Kamis, di antaranya (jenazah) keluarga Bibas", tambahnya merujuk Shiri Bibas, ayah dari Ariel dan Kfir.
Kantor Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu kemudian mengonfirmasi bahwa selama negosiasi tidak langsung di Kairo. Ia mengatakan kesepakatan dicapai"untuk menyerahkan enam sandera yang masih hidup pada hari Sabtu, selain empat jenazah pada hari Kamis dan empat jenazah lagi minggu depan.
2.Warga Gaza Sekarat
Warga Gaza merasakan wilayah itu makin sekarat. Hal ini setidaknya dikatakan warga kantong Palestina itu, Mohammed Abu Mursa.
Ia mengaku telah bergulat dengan "penghinaan, penderitaan, dan pertumpahan darah" dalam perjuangannya untuk bertahan hidup. Abu Mursa dan keluarganya telah mengungsi lebih dari selusin kali sejak perang dimulai, berpindah dari satu tempat ke tempat lain di seluruh wilayah Palestina dalam upaya putus asa untuk tetap aman.
"Sudah 500 hari penuh penghinaan, penderitaan, dan pertumpahan darah," kata penduduk Gaza utara, yang akhirnya dapat kembali ke rumah setelah gencatan senjata yang rapuh terjadi pada 19 Januari.
"Saya hanya berharap gencatan senjata itu bertahan," imbuhnya.
"Hanya ada kehancuran di sekitar kita."
Seperti keluarga Abu Mursa, hampir seluruh dari 2,4 juta penduduk Gaza telah mengungsi setidaknya sekali selama perang. Kampanye militer Israel melalui darat, udara, dan laut telah menewaskan sedikitnya 48.284 orang di Gaza, sebagian besar dari mereka adalah warga sipil.
Khadija Hammou, 56, mengatakan bahwa 500 hari sejak perang dimulai terasa seperti "500 tahun". Bagi Hammou, perang telah "mengungkapkan kepada dunia bahwa Israel melakukan pembantaian dan bahwa rakyat kami adalah pihak yang diduduki dan tertindas".
"Tidak ada tenda untuk melindungi kami, tidak ada air untuk minum atau mandi, tidak ada sarana untuk bertahan hidup di Gaza," katanya.
"Ke mana pun kami pergi... yang ada hanyalah penderitaan."
3.Ayatollah Ali Khamenei
Pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei merespon Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang hendak menggusur warga Palestina dari Jalur Gaza yang hancur akibat perang. Ia menolak langkah itu dan mengatakannya "tidak akan membuahkan hasil".
Khamenei menyampaikan pernyataan tersebut selama pertemuan di Teheran dengan Ziyad al-Nakhalah. Ia adalah pemimpin kelompok militan Palestina, Jihad Islam.
"Rencana bodoh Amerika atau beberapa rencana lain mengenai Gaza dan Palestina tidak akan membuahkan hasil," kata Khamenei.
"Tidak ada rencana yang akan selesai tanpa persetujuan dari perlawanan dan rakyat Gaza," tambahnya.
"Mereka yang satu setengah tahun lalu mengklaim akan menghancurkan perlawanan dalam waktu singkat kini menerima tahanan mereka dalam kelompok-kelompok kecil dari para pejuang perlawanan," tegas Khamenei lagi.
4.Lebanon-Israel Memanas
Sementara itu, para pemimpin Lebanon mengatakan bahwa mereka telah menghubungi AS dan Prancis untuk menekan Israel agar menarik pasukannya sepenuhnya. Lebanon menyebut keberadaan Israel terus berlanjut di lima tempat meski batas waktu gencatan senjata berakhir Selasa.
Dalam sebuah pernyataan, Presiden Lebanon Joseph Aoun mengatakan pemerintah akan meminta Dewan Keamanan PBB untuk meminta Israel pergi. Ia mengatakan angkatan bersenjata Lebanon siap untuk mengemban tugas di perbatasan dan bahwa Beirut memiliki "hak untuk menggunakan segala cara" untuk membuat Israel mundur.
PBB sendiri telah menyebut penarikan pasukan yang tidak tuntas oleh Israel sebagai pelanggaran resolusi Dewan Keamanan. Namun Menteri Luar Negeri Gideon Saar mengatakan mereka akan mundur "setelah Lebanon melaksanakan kesepakatannya" merujuk pada pengusiran Hizbullah.
5.Qatar Respons Masa Depan Gaza
Qatar, mediator utama dalam konflik Gaza, mengatakan pada hari Selasa bahwa Palestina harus memutuskan masa depan wilayah itu setelah perang Israel-Hamas. Jadi, yang memutuskan, bukan orang luar bahkan AS atau Israel
Juru bicara kementerian luar negeri Majed al-Ansari mengatakan pada konferensi pers Doha bahwa masalah itu adalah masalah Palestina. Komentar muncul setelah Israel bersikeras menyingkirkan Hamas dan AS mengusulkan untuk mengambil alih wilayah itu.
"Dari sudut pandang kami, ini adalah masalah Palestina tentang apa yang terjadi pascakonflik ini," kata Ansari ketika ditanya tentang tujuan Israel yang dinyatakan untuk menyingkirkan Hamas.
"Ini adalah masalah Palestina tentang siapa yang mewakili Palestina dalam kapasitas resmi dan juga kelompok dan partai politik di bidang politik," tegasnya.
6.Liga Arab Tentang Gaza Batal
Pertemuan luar biasa Liga Arab tentang Gaza, yang awalnya ditetapkan minggu depan, telah ditunda hingga 4 Maret. Hal ini ditegaskan tuan rumah Mesir kemarin.
Kementerian luar negeri Mesir mengatakan tanggal baru disetujui dengan anggota Liga Arab sebagai bagian dari "persiapan substantif dan logistik" untuk KTT tersebut. Pertemuan tersebut diadakan sebagai tanggapan atas usulan Trump untuk mengambil alih Jalur Gaza yang dilanda perang dan memindahkan penduduk Palestina ke tempat lain, termasuk ke Mesir dan Yordania.
Arab Saudi akan menjadi tuan rumah bagi para pemimpin Mesir, Yordania, Qatar, dan Uni Emirat Arab (UEA) pada hari Jumat untuk menyampaikan rencana mereka sendiri untuk rekonstruksi Gaza sambil memastikan bahwa warga Palestina tetap berada di tanah mereka. Rencana Trump mengenai Gaza telah memicu protes di seluruh dunia Arab, yang mendorong unjuk rasa persatuan yang langka di antara negara-negara Arab untuk memblokirnya.
7.Tahap Kedua Gencatan Senjata Gaza
Menteri Luar Negeri Israel Gideon Saar mengatakan pada hari Selasa bahwa negosiasi untuk tahap berikutnya dari gencatan senjata Gaza, yang dimediasi oleh Qatar, akan dimulai minggu ini. Tahap kedua gencatan senjata dimaksudkan untuk memfasilitasi pembebasan semua sandera yang tersisa yang ditawan selama serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober 2023 yang memicu perang Israel yang menewaskan 48.000 jiwa di Gaza.
"Kami mengadakan rapat kabinet keamanan kemarin malam. Kami memutuskan untuk membuka negosiasi pada fase kedua. Itu akan terjadi minggu ini," kata Saar tentang pembicaraan tersebut, yang awalnya seharusnya dimulai pada tanggal 3 Februari.
8.Perusahaan Israel Pamer Senjata di Arab
Di sisi lain, pabrikan senjata Israel memamerkan senjata dan produk lainnya di pameran pertahanan di UEA Senin. Ini terjadi di tengah gencatan senjata yang rapuh dalam perang selama 15 bulan yang telah menghancurkan Jalur Gaza.
Sebuah paviliun Israel berdiri di antara raksasa industri di Pameran Pertahanan Internasional (IDEX) dan Pameran Pertahanan Angkatan Laut dan Keamanan Maritim (NAVDEX), yang diadakan di ibu kota negara Teluk Abu Dhabi hingga Jumat. Tahun lalu, saat korban sipil meningkat di Gaza, pemerintah Prancis melarang perusahaan Israel mendirikan stan atau memamerkan perangkat keras di pameran dagang pertahanan Euronaval, meski kemudian dibatalkan pemerintah Prancis.
"Kami sangat senang berada di sini," kata presiden dan CEO IAI, Boaz Levy, yang berada di antara 100 perusahaan senjata terbesar di dunia pada tahun 2023, menurut Institut Penelitian Perdamaian Internasional Stockholm (SIPRI).
Menurut SIPRI, tiga produsen Israel dalam peringkat tersebut, yang ditampilkan secara menonjol di pameran Abu Dhabi, mencatat rekor omzet sebesar US$13,6 miliar pada tahun 2023, didorong oleh serangan Israel di Gaza. UEA sendiri menormalisasi hubungan dengan Israel pada tahun 2020 di bawah Perjanjian Abraham yang ditengahi oleh AS selama pemerintahan pertama Trump.
9.Serangan Baru Israel di Gaza
Israel melancarkan serangan ke Gaza meski dalam status gencatan senjata. Hamas mengatakan serangan Israel terjadi Minggu dan menewaskan tiga petugas polisi di dekat kota Rafah di Gaza selatan.
Kementerian dalam negeri yang dikelola Hamas awalnya melaporkan bahwa dua petugas tewas dan yang ketiga terluka parah dalam serangan tersebut saat mereka dikerahkan di daerah Al-Shouka, timur Rafah, untuk mengamankan bantuan. Petugas ketiga kemudian meninggal karena luka-lukanya.
Gencatan senjata yang mulai berlaku pada tanggal 19 Januari antara Israel dan kelompok Islam Palestina Hamas telah menghentikan pertempuran selama lebih dari 15 bulan di wilayah pesisir Palestina.
Sejak saat itu, Israel telah melakukan setidaknya satu serangan udara lainnya di Gaza. Pada tanggal 2 Februari, Israel mengatakan salah satu pesawatnya menembaki "kendaraan mencurigakan" di Gaza tengah.
10.Pengiriman Bom Raksasa AS ke Israel
AS kini mengirimkan senjata baru ke Israel. Ini adalah bom raksasa MK-84.
Kementerian pertahanan Israel mengatakan bom itu tiba Minggu. Ini saat Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio memulai kunjungan pertamanya ke negara itu sebagai diplomat tertinggi Washington.
"Pengiriman bom udara berat yang baru-baru ini dirilis oleh pemerintah AS diterima dan dibongkar semalam di Israel," kata kementerian tersebut dalam sebuah pernyataan.
"Pengiriman amunisi yang tiba di Israel, yang dirilis oleh pemerintahan Trump, merupakan aset penting bagi angkatan udara dan IDF (militer) dan menjadi bukti lebih lanjut tentang aliansi yang kuat antara Israel dan Amerika Serikat," tambah Menteri Pertahanan Israel Katz dalam pernyataan tersebut.
Pemerintahan Trump sebelumnya pada bulan Februari menyetujui penjualan lebih dari US$7,4 miliar dalam bentuk bom, rudal, dan peralatan terkait ke Israel. Penjualan tersebut, kata Badan Kerjasama Keamanan Pertahanan AS, meningkatkan kemampuan Israel untuk menghadapi ancaman saat ini dan masa depan, memperkuat pertahanan dalam negerinya, dan berfungsi sebagai pencegah terhadap ancaman regional.
11.Demo Pro-Palestina di Inggris
Ribuan demonstran pro-Palestina berbaris melalui pusat kota London menuju kedutaan besar AS akhir pekan lalu di Inggris. Ini dilakukan untuk memprotes usulan Trump agar AS "mengambil alih" Gaza.
Sambil melambaikan bendera Palestina dan plakat bertuliskan "Jangan sentuh Gaza," beberapa ribu orang berjalan dari Whitehall di Westminster menyeberangi Sungai Thames menuju kedutaan besar di Nine Elms. Para pengunjuk rasa membawa spanduk bertuliskan, "Berdiri melawan Trump" dan "Tuan Trump, Kanada bukanlah negara bagian Anda yang ke-51. Gaza bukanlah negara bagian Anda yang ke-52.
"Saya pikir itu sama sekali tidak bermoral dan ilegal dan juga tidak praktis dan tidak masuk akal," kata Stephen Kapos, penyintas Holocaust berusia 87 tahun kepada AFP.
"Anda tidak bisa mendeportasi dua juta orang, terutama karena negara-negara tetangga sudah mengatakan bahwa mereka tidak akan menerima mereka, bukan karena kebaikan hati mereka, tetapi karena itu akan mengganggu stabilitas negara-negara tersebut.
"Jadi itu tidak akan terjadi, tetapi itu akan menimbulkan banyak kerusakan hanya dengan menyatakan itu sebagai tujuan akhir," tambahnya.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Arab Memanas! Hamas Ngamuk Hingga WP Tak Paham Coretax
Next Article Tok! Gencatan Senjata Gaza Terbaru Dibahas, Israel-Hamas Bisa Damai