5 Pesan di Balik Pengumuman Syahidnya Abu Ubaidah dan Ikrar Penggantinya Menurut Pengamat Militer

1 hour ago 1

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA— GAZA— Peneliti militer Rami Abu Zubaida menegaskan bahwa pengumuman Brigade Al-Qassam tentang gugurnya sejumlah pemimpin garis depan, termasuk Kepala Staf Brigade Al-Qassam Muhammad Al-Sinwar dan juru bicara resmi Brigade Al-Qassam Abu Ubaidah, bersamaan dengan kemunculan Abu Ubaidah yang baru, merupakan dokumen militer yang mengukuhkan konsep perlawanan berkelanjutan.

Dalam wawancara dengan Aljazeera, dikutip Selasa (30/12/2025) menjelaskan kematian para pemimpin operasional dan strategis Brigade Al-Qassam yang berada di garis depan pertempuran.

Ini sekaligus menutup celah keraguan akan keberadaan kepemimpinan yang jauh dari garis depan, dan memberikan legitimasi darah kepada penerusnya yang lebih kuat daripada legitimasi tugas organisasi.

Menurut Abu Zubaida, perpindahan gelar Abu Ubaida ke juru bicara militer yang baru adalah pesan kepada penjajah bahwa mereka menghadapi lembaga juru bicara dan bukan satu orang, yang mengosongkan operasi pembunuhan dari isi strategisnya.

Dia menafsirkan kemunculan juru bicara baru ini sebagai cerminan dari rantai kepemimpinan dan kendali dalam sistem media Batalyon Al-Qassam, yang tidak terpengaruh oleh ketidakhadiran pemimpin puncak, sehingga mencerminkan fleksibilitas organisasi yang luar biasa.

Dia percaya bahwa pidato tersebut menjadi dasar bagi fase pasca-penghentian pertempuran, yang dapat diringkas sebagai berikut:

Pertama, menyatukan diri dengan rakyat, dan pesan pemulihan emosional kepada masyarakat Gaza bertujuan untuk menghalangi upaya Israel untuk memecah belah rakyat dan perlawanan mereka setelah kehancuran yang sangat besar

Kedua, memperkuat persamaan bahwa gencatan senjata adalah hasil dari keteguhan dan penegasan hak untuk membalas, yang mencerminkan bahwa meskipun kehilangan para pemimpinnya, perlawanan masih memiliki kemampuan untuk terus berlanjut dan tidak berbicara dengan bahasa yang patah, melainkan dengan bahasa pengamat dan yang berkomitmen dari posisi teladan

Ketiga, kegagalan intelijen Israel, di mana penjajah mengira bahwa dengan mengakhiri hidup syahid Hazaifa al-Kahlout, mereka telah menutup halaman Sang Bertopeng selamanya, tetapi mereka terkejut ketika dia kembali sebagai gagasan yang melintas di benak orang-orang, yang berarti bahwa pertempuran psikologis kembali ke titik nol.

Keempat, keluarnya pidato dengan urutan dan kejelasan seperti ini berarti bahwa "dapur media" dan teknologi Al-Qassam masih bekerja dengan efisien, meskipun ada agresi yang mengerikan dan besar serta "pemindaian teknologi" di setiap jengkal Gaza.

Kelima, narasi tentang keputusan akhir mulai terkikis, karena kemunculan si bertopeng membantah klaim pendudukan bahwa mereka telah "membersihkan kantong-kantong perlawanan" yang masih mampu menghasilkan aksi politik dan media dari jantung sektor tersebut.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|