AS Jatuhkan Hukuman Baru ke Iran, Kilang China Ikut "Kebakaran"

6 hours ago 2

Jakarta, CNBC Indonesia - Amerika Serikat (AS) pada Kamis (9/10/2025), di bawah pemerintahan Presiden Donald Trump, mengumumkan penjatuhan sanksi terhadap sekitar 100 individu, entitas, dan kapal yang dituduh membantu perdagangan minyak dan petrokimia Iran.

Sanksi terbaru ini menargetkan jaringan di China, termasuk kilang independen, terminal, dan kapal-kapal yang terlibat dalam transaksi jual beli minyak mentah Iran, yang oleh Washington diyakini menjadi sumber pendanaan program nuklir dan rudal Teheran.

"Departemen Keuangan sedang mendegradasi arus kas Iran dengan membongkar elemen-elemen kunci dari mesin ekspor energi Iran," kata Menteri Keuangan Scott Bessent, dilansir Reuters.

Entitas-entitas utama China yang terkena sanksi seperti Shandong Jincheng Petrochemical Group yang punya Kilang minyak independen di Provinsi Shandong. Perusahaan ini dilaporkan telah membeli jutaan barel minyak Iran sejak 2023.

Lalu Rizhao Sihua Crude Oil Terminal, sebuah terminal di pelabuhan Lanshan yang dituduh menerima lebih dari selusin kapal "armada bayangan" Iran untuk menghindari sanksi. Kapal tanker ini termasuk Kongm, Big Mag, dan Voy, yang disebut membawa jutaan barel minyak mentah Iran ke Rizhao.

Lalu ada Jiangyin Foreversun Chemical Logistics, yang merupakan terminal berbasis di China pertama yang ditetapkan oleh Departemen Luar Negeri AS karena menerima produk petrokimia asal Iran.

AS meyakini bahwa jaringan minyak Iran membantu Teheran mendanai program nuklir dan rudal serta mendukung proksi militan di Timur Tengah. Iran sendiri membantah klaim tersebut dan mengatakan program nuklirnya bertujuan damai.

Ekspor Minyak Iran

Kelompok United Against a Nuclear Iran menyebut ekspor minyak Iran pada bulan September mencapai rekor tertinggi tahun ini, yakni sekitar 63,2 juta barel, senilai US$ 4,26 miliar (Rp 70 triliun).

Pengumuman sanksi ini muncul bersamaan dengan tercapainya perjanjian gencatan senjata dan sandera Gaza antara Israel dan Hamas. Presiden Trump mengatakan pemerintahannya mendukung perjanjian tersebut dan bahwa AS akan bekerja sama dengan Teheran.

Di sisi lain, juru bicara Kedutaan Besar China di Washington, Liu Pengyu, menyatakan keberatan keras.

"China selalu dengan tegas menentang penyalahgunaan sanksi sepihak ilegal oleh Amerika Serikat," kata Liu. "Amerika Serikat harus menghentikan campur tangan, dan merusak, kerja sama ekonomi dan perdagangan normal antara China dan Iran."

Liu juga menegaskan bahwa China akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk menjaga hak dan kepentingan sah perusahaan China.


(luc/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Iran Ogah Didikte AS soal Nuklir, Perang Dunia 3 di Depan Mata?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|