Awas Perang Arab Baru! Baku Tembak Militer-Milisi, Korban Berjatuhan

1 hour ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Bentrokan kekerasan meletus antara pejuang Kurdi, termasuk Pasukan Demokratik Suriah (SDF), dan pasukan pemerintah Suriah di Aleppo pada malam hari Senin (29/9/2025). Insiden ini dilaporkan oleh berbagai media dan terjadi di tengah meningkatnya kekhawatiran mengenai eskalasi dan fragmentasi di Suriah.


Menurut laporan dari North Press Agency yang dikutip Russia Today, Senin (7/10/2025), baku tembak tersebut telah mengakibatkan sedikitnya 7 orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka. Selain itu, beberapa penduduk di berbagai lingkungan Aleppo dilaporkan berunjuk rasa menentang pemerintah.


Kedua belah pihak mengeluarkan klaim yang bertentangan mengenai penyebab pecahnya bentrokan. SDF mengklaim bentrokan itu adalah hasil langsung dari provokasi.


"Ini merupakan hasil dari provokasi leh faksi-faksi pemerintah sementara dan upaya mereka untuk maju dengan tank," ujar kelompok itu.


Kementerian Pertahanan Suriah, yang dikutip oleh Al Arabiya, membantah niat militer. Kementerian menyatakan bahwa pergerakan pasukannya adalah bagian dari rencana pengerahan kembali.


"Kami berkomitmen pada perjanjian kami dengan [SDF] dan tidak memiliki niat untuk melakukan operasi militer apa pun," tegas militer.


Kekhawatiran akan ketidakstabilan di Suriah telah meningkat tajam setelah penggulingan Presiden lama Bashar Assad. Faksi-faksi Islamis dilaporkan telah menargetkan komunitas minoritas, termasuk Alawit, Kristen, Kurdi, dan Druze.


Menanggapi hal ini, Presiden Suriah yang baru, Ahmed al-Sharaa, menegaskan kembali bahwa semua kelompok akan disambut di bawah otoritas pusat dan menekankan bahwa "semua senjata harus berada di bawah kendali negara."


Insiden ini terjadi meskipun adanya perjanjian yang ditandatangani pada bulan April antara pemerintah Suriah dan dewan lokal lingkungan Kurdi di Aleppo. Perjanjian tersebut menempatkan wilayah tersebut di bawah otoritas Damaskus, sambil tetap mempertahankan tingkat otonomi tertentu untuk institusi Kurdi.


Perjanjian lainnya juga mengatur bahwa struktur sipil dan militer Kurdi akan diintegrasikan ke dalam pemerintah pusat pada akhir tahun 2025.


(tps/luc)
[Gambas:Video CNBC]

Next Article Perang Saudara Membara di Negara Ini, 30 Tewas-Bayi Ditikam Parang

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|