Foto ilustrasi pasar baju bekas atau thrifting. - Freepik
Harianjogja.com, JOGJA—Pakaian bekas yang tidak dicuci bersih bisa membawa bakteri, jamur, dan virus berbahaya yang memicu infeksi kulit hingga saluran pencernaan.
Science Alert mengungkapkan kulit manusia secara alami dilapisi oleh jutaan bakteri, jamur, dan virus yang dikenal sebagai mikrobioma kulit. Setiap pakaian yang dikenakan bersentuhan langsung dengan ekosistem mikroba ini.
Banyak mikroba yang menjadikan kulit sebagai rumah, termasuk bakteri Staphylococcus (penyebab infeksi staph), Streptococcus (dibalik strep A), jamur seperti Candida (penyebab sariawan), dan virus seperti Human papillomavirus (HPV). Karena mikrobioma setiap orang unik, kuman yang tidak berbahaya bagi satu orang dapat memicu penyakit bagi orang lain.
Risiko Infeksi yang Mengintai
Pakaian bekas dapat menjadi pembawa berbagai patogen. Kuman dari mikrobioma kulit pemilik sebelumnya dapat masih menempel jika pakaian tidak dibersihkan sebelum dijual, termasuk patogen dari infeksi yang mungkin diderita mereka.
Penelitian membuktikan bahwa pakaian dapat menjadi tempat berkembang biak patogen infeksius seperti Staphylococcus aureus (infeksi kulit dan darah), Salmonella, E. coli, norovirus, rotavirus (penyebab demam, muntah, diare), serta jamur pemicu kutu air dan kurap.
Sebuah survei khusus di pasar Pakistan mendeteksi keberadaan Bacillus subtilus dan Staphylococcus aureus—bakteri pemicu infeksi kulit dan darah—pada banyak sampel pakaian bekas. Parasit penyebab dermatitis dan kudis juga ditemukan.
Yang mengkhawatirkan, penelitian menunjukkan kuman patogen seperti E. coli, Staphylococcus aureus, dan Streptococcus pyogenes dapat bertahan pada pakaian hingga berbulan-bulan. Pada kain katun atau serat campuran, kuman bertahan hingga 90 hari, sementara pada poliester dapat hidup hingga 200 hari.
Langkah-Langkah Pencucian yang Efektif
Kunci mengurangi risiko infeksi terletak pada cara mencuci yang tepat. Area pakaian yang bersentuhan dengan bagian tubuh lembap seperti ketiak, kaki, dan area genital cenderung paling terkontaminasi. Kontaminasi sisa makanan juga dapat menjadi sumber pertumbuhan bakteri atau jamur.
Studi pada pakaian bekas yang terkontaminasi parasit kudis membuktikan bahwa mencuci dapat menghilangkan semua parasit.
Berikut langkah-langkah yang disarankan:
- Gunakan Air Panas: Cuci pakaian bekas dengan deterjen pada suhu sekitar 60°C. Suhu ini tidak hanya membersihkan kotoran, tetapi juga menonaktifkan patogen. Air dingin tidak efektif membasmi kuman.
- Gunakan Disinfektan: Jika mencuci dengan suhu tinggi tidak memungkinkan untuk jenis kain tertentu, tambahkan disinfektan pakaian untuk membunuh kuman.
- Cuci Secara Terpisah: Selalu cuci pakaian bekas secara terpisah dari pakaian biasa untuk mencegah kontaminasi silang.
- Rendam Terlebih Dahulu: Untuk tindakan ekstra, rendam pakaian dalam air panas (bukan air mendidih) yang telah dicampur deterjen antibakteri selama dua hingga tiga jam sebelum dicuci dengan mesin.
- Pengering Panas atau Setrika Uap: Untuk memastikan kuman mati total, gunakan pengering pakaian panas atau setrika uap (pada suhu sekitar 60°C jika kain memungkinkan). Metode ini sangat efektif membunuh bakteri, virus, dan telur parasit yang tersisa.
- Dengan menerapkan langkah-langkah pencucian yang tepat, Anda dapat tetap menikmati manfaat thrifting sekaligus meminimalisir risiko kesehatan yang menyertainya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


















































