Seorang petani tengah menyiangi tanaman jagungnya di Padukuhan Badegan, Kalurahan Bantul, Kamis (27/11/2025). DKPP Bantul mencatat produktivitas jagung pipil di wilayahnya saat ini berada di kisaran 910 ton per hektare - Harian Jogja/Yosef Leon
Harianjogja.com, BANTUL—Produksi jagung pipil mencapai 5.000 hektare panen, namun masih belum mampu mencukupi kebutuhan pakan ayam yang populasinya terus meningkat di Bantul.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bantul, Joko Waluyo, menyebut produksi jagung lokal memang stabil di wilayah ini, tetapi masih jauh di bawah kebutuhan industri peternakan. Menurut dia, produktivitas jagung pipil Bantul saat ini berada di kisaran 9–10 ton per hektare, dan sampai akhir November, total luas panen mencapai sekitar 5.000 hektare.
“Targetnya sudah tercapai sesuai alokasi awal tahun. Biasanya kami paling tinggi untuk luas panen lahan jagung hanya di angka 4.000 hektare,” ujarnya, Kamis (27/11/2025).
Meskipun luas panen mencapai 5.000 hektare (baik pada lahan baku sawah maupun bukan lahan baku sawah), Joko menyebut luasan tersebut masih belum bisa mencukupi kebutuhan pakan ternak di Bantul yang jumlahnya cukup besar. Ia mengaku tidak mengantongi data rata-rata kebutuhan pakan ternak unggas di wilayah ini.
“Jumlah ayam petelur di Bantul ada sebanyak satu juta ekor yang berpusat di Kapanewon Pajangan. 5.000 hektare lahan jagung itu kurang untuk mencukupi kebutuhan pakan ternak. Kami masih mendatangkan jagung dari luar, terutama dari wilayah Indonesia Timur,” ungkap Joko.
Joko menambahkan, faktor sistem pertanian yang diadopsi masyarakat Bantul menjadi salah satu penyebab produksi jagung belum bisa memenuhi kebutuhan pakan ternak. Tidak semua wilayah menanam jagung lantaran banyak lahan masih didominasi skema tanam padi–padi–palawija.
"Komoditas ini juga terbanyak ditanam pada musim tanam pertama (MT1), sebagian pada MT2, dan sangat terbatas saat musim penghujan seperti sekarang," jelasnya.
Secara terpisah, Panewu Pajangan, Anjar Arintaka Putra, menjelaskan bahwa populasi ayam petelur di Kapanewon Pajangan mencapai 443.295 ekor, atau sekitar 39,53 persen dari total populasi ayam petelur Bantul yang tercatat sebanyak 1.121.360 ekor per akhir 2024 lalu.
"Angka itu hanya mencakup populasi yang tercatat secara administratif, sementara angka riil di lapangan mungkin jauh lebih besar karena adanya populasi di luar data monograf," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


















































