Bernilai Tinggi, MIND ID Bakal Garap 'Harta Karun' Ini

5 days ago 5

Tokyo, CNBC Indonesia - Holding BUMN Industri Pertambangan, MIND ID berkomitmen mempercepat pemanfaatan rare earth element atau logam tanah jarang (LTJ) yang merupakan mineral ikutan timah untuk peningkatan nilai tambah dalam negeri. Hal tersebut sejalan dengan upaya perusahaan dalam menggenjot program hilirisasi.

Direktur Utama Holding BUMN pertambangan MIND ID, Hendi Prio Santoso mengatakan bahwa pihaknya telah membangun integrasi end-to-end di hampir seluruh rantai pasok komoditas tambang yang mereka kelola.

"Alhamdulillah kita sekarang sudah melakukan integrasi end-to-end. Jadi kelihatannya sudah lumayan komplit lah. Kita melakukan hilirisasi untuk membuat bahan baku untuk industri manufaktur," ujarnya ditemui di Tokyo dikutip Sabtu (25/1/2025).

Menurut Hendi, logam tanah jarang (LTJ), seperti thorium, uranium, dan molybdenum, menjadi perhatian tersendiri bagi MIND ID. Pasalnya, logam ini bernilai ekonomi tinggi, dengan harga mencapai ratusan ribu dolar per kilogram di pasar global.

"Itu sebenarnya mengandung bahan radioaktif yang namanya thorium, uranium, dan molybdenum. Ini yang harganya sangat mahal. Jadi 1 kg saja harganya bisa ratusan ribu dolar," kata Hendi.

Sebelumnya, Wakil Ketua Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI) Bidang Mineral, Yoseph C.A Swamidharma mendorong agar pemanfaatan mineral super langka berupa Logam Tanah Jarang (LTJ) di Indonesia dapat lebih masif. Sebab, LTJ mempunyai segudang manfaat untuk memajukan industri di dalam negeri.

Menurut Yoseph pihaknya selalu mendukung upaya pemerintah dalam menggalakkan hilirisasi di sektor pertambangan. Namun demikian, ia berharap agar LTJ di Indonesia dapat segera mendapatkan perhatian khusus.

Ia pun menilai tidak hanya sebatas pada nikel, lithium, mangan, dan kobalt saja yang menjadi bahan baku pendukung untuk pengembangan mobil listrik. LTJ juga mempunyai manfaat dalam mendukung rantai pasok pengembangan mobil listrik. Mulai dari medan magnet yang dapat digunakan untuk menggerakan motor.

"Dalam pandangan kami memang kami sifatnya mendorong apa yang sudah digariskan pemerintah Indonesia, jadi memang betul bahwa kelengkapan material kebutuhan EV maupun baterai memang masih banyak unsur yang harus terus dieksplorasi. Salah satunya memang LTJ ini, disamping itu ada mineral kritis seperti lithium dan grafit," kata dia dalam acara Mining Zone CNBC Indonesia, dikutip Jumat (13/9/2023).

Oleh sebab itu, ia menyadari pekerjaan rumah di IAGI, Badan Geologi, BRIN serta pemangku kepentingan lainnya yang berkecimpung dalam memperbaiki neraca dan menambah cadangan LTJ di Indonesia relatif lebih besar.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Capaian Cemerlang MIND ID Sepanjang Tahun 2024

Next Article China Temukan Harta Karun Langka di Daerah Termiskin, Segini Nilainya

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|