Bitcoin Pesta Pora Tembus Rp 1,78 Miliar Saat Pelantikan Trump

6 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Bitcoin mencetak rekor baru di atas $109.000 atau mencapai Rp1,78 miliar pada Senin, (20/1/2025) sementara dolar AS melemah di tengah spekulasi dampak dari periode kedua kepresidenan Donald Trump.

Di sisi lain, pasar saham berjangka AS turut menguat, mengikuti kenaikan di bursa saham Asia dan Eropa, dengan kontrak indeks utama naik sekitar 0,5% pada pukul 12:05 waktu Amerika.

Harga Bitcoin melonjak hingga $109.225 berdasarkan indeks CoinDesk sebelum turun ke bawah $105.000 tak lama setelah Trump resmi dilantik. Sejak Trump terpilih kembali, harga Bitcoin telah meningkat lebih dari 50%, sejalan dengan posisinya sebagai pendukung mata uang kripto yang menjanjikan pembentukan cadangan Bitcoin nasional.

Trump dan istrinya, Melania, juga mulai meluncurkan koin kripto baru bernama $TRUMP dan $MELANIA, yang langsung menuai kritik. Beberapa pengamat menilai peluncuran token ini berpotensi menciptakan konflik kepentingan yang signifikan.

Sebelum pelantikannya, The Wall Street Journal melaporkan bahwa Trump tidak berencana memberlakukan tarif pada hari pertama pemerintahannya, yang semula dikhawatirkan oleh banyak mitra dagang. Dolar AS pun melemah, dengan WSJ Dollar Index turun 0,8% ke level terendah dalam dua minggu, sementara mata uang seperti pound sterling, euro, peso Meksiko, dolar Kanada, dan yuan offshore masing-masing menguat lebih dari 0,8%.

Investor juga bersiap menghadapi gelombang perintah eksekutif Trump terkait pengendalian perbatasan, energi, dan reformasi pemerintahan. "Ketika dampak perintah eksekutif itu dianalisis, pergerakan pasar akan terlihat lebih jelas," ujar Susannah Streeter, kepala pasar di Hargreaves Lansdown.

Streeter menambahkan bahwa volatilitas aset kemungkinan akan tetap tinggi. "Beberapa kekhawatiran mungkin tidak terjadi, tetapi langkah mengejutkan juga bisa muncul," katanya.

Pasar Saham dan Minyak Bergerak Beragam di Tengah Optimisme dan Kekhawatiran.

Saham AS mencatatkan penguatan besar minggu lalu, didorong oleh laporan keuangan bank yang solid dan penurunan tekanan inflasi. Namun, investor tetap berhati-hati terhadap risiko kebijakan Trump yang dapat memicu inflasi dan memengaruhi kebijakan suku bunga Federal Reserve.

Bursa saham Asia menguat pada Senin setelah Trump dan Presiden China Xi Jinping berbicara melalui telepon Jumat lalu. Optimisme juga meningkat setelah aplikasi TikTok milik China kembali melayani pengguna di AS setelah sempat terganggu.

Indeks Hang Seng Hong Kong naik 1,7%, sementara Shanghai Composite menguat tipis. Di Eropa, indeks Stoxx Europe 600 hanya naik kurang dari 0,1%.

Sementara itu, harga minyak Brent, acuan global, turun lebih dari 1% ke bawah $80 per barel. Minggu ini, pasar akan menyoroti laporan keuangan dari perusahaan besar seperti Netflix, United Airlines, Procter & Gamble, dan American Express, serta keputusan suku bunga dari bank sentral di Jepang, Norwegia, dan Turki.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Diburu Investor, Apa Itu Fenomena January Effect?

Next Article Ajaib Kripto Gelar Program Bonus Transfer 1% Buat Investor, Mau?

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|