BSI Ajukan Izin Layanan Pembiayaan Emas, Ini Respons OJK

4 days ago 12

Jakarta, CNBC Indonesia — Usai resmi meluncurkan bank emas atau bullion bank, PT Bank Syariah Indonesia Tbk. (BRIS) berencana mengeluarkan layanan pembiayaan emas pada semester I-2025.

Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan (KE PBKN) Dian Ediana Rae mengatakan,permohonan izin kegiatan usaha yang diajukan akan segera dievaluasi dan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Dia mengungkapkan, OJK menyambut baik jika ada bank yang akan mengajukan permohonan izin untuk melaksanakan kegiatan usaha bullion yang salah satu kegiatannya mencakup pembiayaan emas sepanjang memenuhi persyaratan dan ketentuan yang berlaku.

"Apabila terdapat pengajuan permohonan suatu bank untuk melaksanakan kegiatan usaha bulion kepada OJK, evaluasi akan segera dilakukan dan ditindaklanjuti sesuai dengan ketentuan yang berlaku," ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (26/3).

Menurutnya, Indonesia memiliki potensi untuk pemanfaatan komoditas emas dan pengembangan ekosistem bulion yang terintegrasi. Pada tahun 2023, Indonesia berada di posisi ke-8 sebagai negara penghasil emas terbesar dengan produksi tahunan mencapai 110 hingga 160 ton dan berada di peringkat ke-6 sebagai negara dengan cadangan emas terbesar.

"Dengan jumlah cadangan yang besar dan produksi emas yang solid, Indonesia dapat mengoptimalkan monetisasi emas untuk mendorong perekonomiannasional yaitu melalui pembentukan kegiatan usaha bulion," ungkapnya.

Kegiatan usaha bulion menjadi bentuk diversifikasi produk jasa keuangan yang memanfaatkan monetisasi emas sebagai sumber pendanaan dalam rangka mendukung kebutuhan pembiayaan pada rantai pasok emas di dalam negeri, mulai dari sektor pertambangan, pemurnian, manufaktur, hingga penjualan emas ke konsumen ritel.

"Langkah ini tidak hanya memperluas pilihan investasi, tetapi juga akan semakin memperdalam pasar keuangan di Indonesia melalui monetisasi emas yang disalurkan kepada Lembaga Jasa Keuangan (LJK)," pungkasnya.

Sebelumnya, Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan pengembangan bisnis bank emas BSI sejalan dengan visi misi Asta Cita pemerintah yang bertujuan untuk melanjutkan hilirisasi dan industrialisasi untuk meningkatkan nilai tambah dalam negeri, dalam hal ini adalah ekosistem emas.

Hery mengungkapkan BSI akan melanjutkan proses perizinan untuk kegiatan usaha emas lainnya, seperti pembiayaan emas dan penyimpanan emas. Kedua produk itu bakal melengkapi ekosistem bisnis emas BSI yang sudah ada, antara lain gadai emas, cicil emas, dan emas digital, yang saat ini mencakup emas kelolan sebanyak 17,5 ton.

"Pembiayaan [emas] tahun ini lah, Insha Allah semester pertama," ujar Hery selepas Peluncuran Bullion Bank di Gade Tower, Rabu (26/2/2025).

Mengingatkan saja, BSI telah mendapatkan izin resmi pelaksanaan bank emas dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK), yang tertera dalam Surat OJK No. S-53/PB.22/2025 pada 12 Februari lalu.

Menurut Hery, omset bisnis emas di BSI mencapai sebesar Rp 28,7 triliun. Ia berharap bisnis emas ini akan memberikan multiplier effect yang signifikan bagi perekonomian Indonesia.

Sementara itu, pembiayaan bisnis emas di BSI sepanjang tahun 2024 mencapai Rp12,80 triliun tumbuh 78,17% secara tahunan atau year on year (yoy). Itu terdiri dari layanan gadai emas dan cicil emas.

Lebih lanjut, Hery meyakini kehadiran BSI sebagai bank emas syariah pertama di Indonesia akan menjadi new game changer untuk memberikan diversifikasi instrumen investasi syariah yang aman, mudah dan bisa diakses kapanpun dimanapun. Hal ini didasari total omset bisnis emas BSI saat ini Rp 28,7 triliun dengan potensi volume transaksi setara 250 ton selama kurun waktu lima tahun tahun kedepan


(mkh/mkh)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Bos OJK: Investor Ritel Domestik Jadi Kekuatan Pasar Modal RI

Next Article Airlangga Usul BRI dan BSI Jadi Bank Emas Batangan, OJK Buka Suara

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|