Jakarta, CNBC Indonesia - Anggota Dewan Ekonomi Nasional (DEN) Chatib Basri membeberkan kebijakan tarif impor baru Amerika Serikat hingga perang dagang dengan China bakal berdampak terhadap Indonesia. Salah satunya adalah keuntungan dari rencana relokasi perusahaan yang memiliki basis produksi di China.
Diketahui, Amerika Serikat resmi menerapkan tarif impor baru kepada Kanada, Meksiko dan China setelah Presiden Donald Trump menandatangani perintah eksekutif pada Sabtu lalu. Perintah eksekutif tersebut menetapkan tarif 25% untuk barang impor Kanada dan Meksiko serta 10% untuk China.
Saat ini AS belum menerapkan tarif terhadap barang impor dari Indonesia. Namun menurut Chatib dampak dari penerapan tarif kepada China hingga kondisi perang dagang AS-China yang terjadi dapat memberikan berkah terhadap Indonesia.
"Bukan tidak mungkin basis produksi akan berpindah dari Cina ke negara-negara yang tidak dikenakan import tarif. Salah satunya Indonesia," kata Chatib, usai rapat dengan Presiden Prabowo Subianto, di Istana Negara, Kamis (6/2/2025).
Menurutnya ini kesempatan Indonesia untuk memanfaatkan investasi dari relokasi yang dilakukan perusahaan dengan basis produksi di China dengan tujuan ekspor ke Amerika Serikat.
Sehingga ia menyampaikan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk segera melakukan perbaikan iklim investasi, menerapkan konsistensi dari kebijakan, hingga kepastian berusaha. Jika hal ini dilakukan maka akan membuat posisi Indonesia diuntungkan, meski saingan ada saingan terbesar RI yakni Vietnam.
"Karena ada relokasi dari basis produksi dari China kepada Vietnam dan mungkin kalau dari Vietnam nanti terlalu penuh, akan lari kepada Indonesia. Jadi ada semacam simulasi yang dilakukan, dari perhitungan itu menguntungkan Indonesia. Tapi syaratnya melakukan reform," katanya.
Selain itu menurut Chatib semua sektor industri yang berbasis di China dengan tujuan ekspor ke AS berpeluang masuk ke Indonesia. Sebabnya kenaikan tarif 10% itu cukup menggerus marjin keuntungan dari perusahaan.
Salah satu usulan DEN adalah mempercepat implementasi GovTech untuk memperbaiki iklim investasi.
Bukti Nyata Efek Perang Dagang AS-China?
Dalam kesempatan yang sama, Anggota DEN Septian Hario Seto mengungkapkan dalam satu bulan terakhir sudah melihat dampak nyata dari relokasi ini. Menurutnya ada satu pabrikan dari yang melakukan relokasi di kawasan Jawa Barat.
"Ada satu yang kemarin saya dilaporkan melakukan groundbreaking, pabrik di Jawa Barat. Itu dengan ekspor 100% ke Amerika Serikat. Jadi ini sudah ada trennya kelihatan," kata Seto.
Hanya saja Seto belum mau membeberkan asal perusahaan tersebut. "Saya gak bisa mention, tapi perusahaan Asia," sebutnya.
Namun menurutnya Indonesia masih tetap harus membutuhkan kerja keras untuk melakukan perbaikan iklim investasi. Supaya makin banyak perusahaan yang melakukan relokasi ke Indonesia.
(dce)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Perang Dagang "Menyebar", Ekuador Patok Tarif 27% ke Meksiko
Next Article Kantor Airlangga Mulai Siap-Siap Efek AS Bakal Jegal Barang China