Bulog Fokus Amankan Pasokan Beras di Takengon, Bener Meriah, dan Aceh Tamiang

2 hours ago 1

Pekerja memanggul karung berisi beras di gudang Perum Bulog. (ILUSTRASI)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Perum Bulog memfokuskan pengamanan pasokan pangan di Takengon, Bener Meriah, dan Aceh Tamiang sebagai wilayah yang masih menghadapi tantangan distribusi. Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menempatkan tiga daerah tersebut sebagai perhatian utama dalam menjaga ketersediaan beras di tengah kondisi akses logistik yang belum sepenuhnya pulih.

Bulog mencatat perlunya penguatan distribusi di kawasan tersebut seiring peran wilayah tengah Aceh dan Aceh Tamiang sebagai simpul pasokan bagi daerah sekitarnya. Upaya ini dilakukan bersamaan dengan pemantauan langsung kondisi harga dan stok pangan di sejumlah daerah di Sumatera.

“Khususnya yang kemarin kami dapat atensi, pertama adalah Takengon dan Bener Meriah. Kemudian Aceh Tamiang. Itu yang masih perlu ada upaya tambahan,” kata Rizal saat ditemui di Pasar Kramat Jati, Jakarta Timur, Senin (29/12/2025).

Bulog menyesuaikan pola distribusi sesuai kondisi lapangan. Jalur darat di Aceh Tamiang sudah mulai dapat dilalui kendaraan, sedangkan di Takengon dan Bener Meriah masih terbatas sehingga distribusi memanfaatkan sepeda motor untuk menjangkau wilayah tertentu.

“Kalau Tamiang jalur darat sudah bisa masuk. Termasuk juga Takengon ini sudah mulai lewat sepeda motor, tapi mobil ada sebagian yang belum bisa masuk,” ujar Rizal.

Untuk memastikan pasokan tetap aman, Bulog juga mengombinasikan distribusi melalui jalur udara ke titik-titik yang sulit dijangkau. Skema ini diterapkan agar stok di tingkat daerah tidak mengalami kekosongan saat akses darat belum sepenuhnya normal.

Pengamanan pasokan di Aceh dan Sumatera turut diperkuat dengan penebalan stok beras sesuai arahan Presiden. Bulog melipatgandakan cadangan beras hingga tiga kali lipat dari kebutuhan daerah, termasuk di Kabupaten Bener Meriah, Provinsi Aceh, dan wilayah Sumatera Utara.

“Dukungan beras sesuai perintah Bapak Presiden itu dilipatgandakan tiga kali lipat dari kebutuhan masing-masing kabupaten dan kota,” tutur Rizal.

Bulog menempatkan stok tersebut di gudang-gudang Bulog sebagai cadangan siaga. Pemerintah daerah dapat mengambil langsung sesuai kebutuhan, atau Bulog mendorong distribusi ke lokasi tujuan berdasarkan permintaan.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|