Bursa Asia Dibuka Beragam, NIkkei Menguat, Kospi Ambles Nyaris 1%

1 month ago 18

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Asia Pasifik dibuka beragam memasuki sesi perdagangan terakhir minggu ini dengan sentimen yang relatif tenang. Dampak pasar dari gejolak politik di Korea Selatan dan Prancis tampaknya mulai mereda, dan penurunan dolar AS pada Kamis juga disambut baik.

Kospi dibuka lebih tinggi tetapi kehilangan momentum, turun 0,90% dan ditutup pada 2.441,85. Indeks Kosdaq juga melemah 0,92% menjadi 670,94. 

Indeks Nikkei 225 naik 0,30% dan ditutup pada 39.395,60, sementara Topix sedikit menguat 0,06% menjadi 2.742,24.

Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,1% di akhir jam perdagangan, sedangkan indeks CSI 300 China daratan melemah 0,23% menjadi 3.921,58. Indeks S&P/ASX 200 naik tipis 0,1% dan berakhir di 8.471,10.

Dolar turun 0,5% pada Kamis, penurunan ketiga berturut-turut - tren yang belum terlihat sejak September. 

Walaupun dolar mulai melambat, Fed bagian Atlanta meningkatkan  perkiraan model GDPNow untuk pertumbuhan Q4 menjadi 3,3%, angka yang mengesankan. Sementara pertumbuhan di Eropa, China, dan banyak ekonomi utama lainnya melambat, AS terus menunjukkan performa yang kuat.

Ini menjadi pedang bermata dua bagi Asia. Di satu sisi, booming pasar AS dapat mengangkat pasar lain. Namun, jika ini meningkatkan dolar dan imbal hasil Treasury, kondisi keuangan global dapat mengetat dan modal akan mengalir ke AS.

Faktanya, penjualan bersih ekuitas Asia oleh investor asing pada November adalah yang tertinggi sejak Juni 2022.

Para pelaku pasar di Asia juga menantikan keputusan Reserve Bank of India (RBI). Bank sentral ini diperkirakan akan mempertahankan suku bunga repo utama di 6,50%, setelah inflasi melonjak melewati ambang toleransi RBI sebesar 6% pada Oktober. Banyak ekonom kini memproyeksikan pemangkasan pertama suku bunga baru akan terjadi awal tahun depan.

Dengan rupee berada di level terendah terhadap dolar, langkah mempertahankan suku bunga masuk akal. Namun, ekonom dari Nomura - salah satu dari lima dari 67 lembaga dalam jajak pendapat Reuters yang memprediksi penurunan suku bunga - berpendapat bahwa dinamika pertumbuhan yang melemah perlu dipertimbangkan.

Meskipun rupee berada di level terendah sepanjang masa, hasil obligasi acuan berada di level terendah hampir empat tahun, saham India tertinggal dibandingkan pasar regional lainnya, dan ekonomi tumbuh pada laju paling lambat dalam hampir dua tahun.

CNBC Indonesia Research


(ras/ras)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Anjlok Lebih Dari 1%, IHSG Melemah ke Level 7.500-an

Next Article Suku Bunga AS Diramal Turun 3 Kali, Bursa Asia Dibuka Ngegas

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|