Jakarta, CNBC Indonesia - Israel melancarkan serangan ke Ibu Kota Lebanon, Beirut, Selasa (1/4/2025), dalam upaya mereka melawan milisi Syiah, Hizbullah. Serangan tersebut dilakukan saat umat Islam di kota tersebut merayakan Hari Raya Idulfitri 1446 Hijriyah.
Serangan itu terjadi tanpa peringatan sekitar pukul 3.30 pagi. Itu terjadi setelah Israel menyerang pinggiran selatan Beirut, benteng dukungan Hizbullah, Jumat lalu setelah mengeluarkan peringatan evakuasi. Serangan ini menewaskan 3 orang.
"Serangan itu menargetkan seorang teroris Hizbullah yang baru-baru ini mengarahkan operasi Hamas dan membantu mereka dalam merencanakan serangan teror yang signifikan dan segera terhadap warga sipil Israel," ujar Militer Israel bersama dengan badan keamanan domestik Shin Bet.
Seorang fotografer AFP di lokasi kejadian mengatakan dua lantai teratas gedung bertingkat itu hancur dan puing-puing menutupi jalan. Warga yang panik keluar dari rumah mereka saat petugas penyelamat membantu yang terluka.
Presiden Lebanon Joseph Aoun mengutuk serangan itu dan meminta sekutu internasional negaranya untuk mendukung "hak kami atas kedaulatan penuh".
Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam, mengatakan serangan itu merupakan "pelanggaran yang jelas" terhadap kesepakatan gencatan senjata yang sebagian besar mengakhiri lebih dari setahun permusuhan antara Israel dan Hizbullah.
Israel terus melakukan serangan di Lebanon selatan dan timur dalam beberapa bulan sejak gencatan senjata 27 November. Tel Aviv mengklaim mereka menyerang apa yang mereka katakan sebagai target militer Hizbullah yang melanggar perjanjian gencatan senjata.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu telah memperingatkan bahwa militer negara itu akan "menyerang di mana pun di Lebanon terhadap ancaman apa pun" sebagai tanggapan atas tembakan roket tersebut.
Gencatan Senjata
Hizbullah mulai menembakkan roket ke Israel pada 8 Oktober 2023. Ini dilakukan untuk mendukung sekutunya Hamas setelah serangan kelompok Palestina yang belum pernah terjadi sebelumnya terhadap Israel selatan yang memicu perang di Gaza.
Pada bulan September tahun lalu, Israel secara dramatis meningkatkan kampanyenya melawan Hizbullah, dengan membom benteng kelompok tersebut di Lebanon selatan dan timur serta pinggiran selatan Beirut, dan kemudian mengirim pasukan darat. Serangan ini bahkan menewaskan pimpinan tertinggi Hizbullah, Sayyed Hassan Nasrallah.
Namun aksi serangan ini akhirnya diakhiri via gencatan senjata. Berdasarkan ketentuan gencatan senjata, Israel akan menyelesaikan penarikannya dari Lebanon pada tanggal 18 Februari setelah melewati batas waktu Januari, tetapi telah menempatkan pasukan di lima tempat yang dianggapnya "strategis".
Perjanjian tersebut juga mengharuskan Hizbullah untuk menarik pasukannya ke utara Sungai Litani, sekitar 30 km dari perbatasan Israel, dan membongkar infrastruktur militer yang tersisa di selatan.
(tps/miq)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Israel Bombardir Lebanon, 8 Orang Tewas
Next Article Israel Bombardir Beirut, 20 Orang Tewas dan Puluhan Korban Terluka