Jakarta, CNBC Indonesia - Director Economics and Energy ExxonMobil Corporation Chris Birdsall mengungkapkan hingga 2023, sekitar 56% energi dunia masih bersumber dari minyak dan gas (migas). Selain itu, batu bara juga masih dibutuhkan sebagai energi terjangkau di beberapa negara. Pasalnya, sumber energi yang lebih ramah lingkungan dan rendah emisi harganya lebih mahal dibandingkan energi fosil.
Di Asia Pasifik misalnya, batu bara masih menjadi sumber energi untuk pembangkit listrik yang paling murah. Alhasil, dua dari tiga pembangkit listrik di kawasan Asia Pasifik adalah berbasis batu bara. Sementara itu, beberapa negara yang sudah beralih ke energi yang lebih rendah emisi, meningkatkan biaya kelistrikan hingga 50%.
Chris melanjutkan permintaan energi secara keseluruhan akan lebih tinggi, dengan peningkatan di energi terbarukan. Hingga 2050 minyak dan gas masih akan menempati porsi yang signifikan dalam sistem energi, meski energi terbarukan tumbuh signifikan.
"Untuk itu kami melihat peluang pertumbuhan yang luar biasa dalam pembangkitan tenaga surya dan angin sebagai alternatif energi rendah emisi," ujar Chris dalam acara CNBC Indonesia Road to Outlook-Energy Edition with ExxonMobil dengan tema "Energy Demand and Supply Outlook Through 2050" di Jakarta, Selasa (18/2/2025).
Selain itu, ada pula pilihan nuklir, hidrogen, carbon capture (penyimpanan karbon) hingga biofuel yang bisa menjadi solusi. Untuk sektor industri, pemanfaatan teknologi penyimpanan karbon dan hidrogen bisa menjadi solusi kunci dalam mengurangi emisi.
Sementara biofuel dan hidrogen bisa dimanfaatkan untuk industri transportasi, yakni kendaraan listrik berbasis baterai. Kemudian untuk kelistrikan, Indonesia bisa memanfaatkan LNG, nuklir, hingga penyimpanan karbon. Dia optimistis dengan berbagai pilihan energi terbarukan pada 2050 dominasinya bisa mencapai 60% dari total pasokan energi.
"Tidak ada skenario yang sepenuhnya menghilangkan minyak dan gas pada 2050, sehingga memperkuat (energi terbarukan) penting bagi pertumbuhan ekonomi dan pembangunan manusia," ujarnya.
(rah/rah)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Lawan Perusahaan Besar, Produksi Ayam Peternak Kecil Sulit Laku
Next Article ExxonMobil Mau Investasi Hingga US$ 15 Miliar Untuk Bisnis Baru di RI