Jakarta, CNBC Indonesia - Tersangka pria bersenjata dalam penembakan massal terburuk di Swedia melepaskan lebih dari 50 tembakan dan telah hidup dalam isolasi selama beberapa tahun. Hal ini dikatakan polisi Selasa waktu setempat, saat mengungkap lebih banyak detail tentang pembantaian tersebut.
Sebelumnya, Selasa minggu lalu, seorang pria berusia 35 tahun yang diidentifikasi sebagai Rickard Andersson oleh media Swedia memasuki sebuah pusat pendidikan untuk orang dewasa muda dan melepaskan tembakan. Ia menewaskan 10 orang sebelum tampaknya menembak dirinya sendiri.
Mengutip AFP, Rabu (12/2/2025), ia telah sebagai seorang pertapa pengangguran dengan masalah psikologis. Ia diyakini bertindak sendiri dalam pembantaian di Kampus Risbergska di kota Orebro, 200 kilometer (125 mil) di sebelah barat Stockholm.
"Dia melepaskan lebih dari 50 tembakan," kata polisi dalam siaran pers pada hari Selasa, mengonfirmasi empat senjata telah disita oleh polisi, dengan tiga di tempat kejadian bersama dengan banyak amunisi dan satu di rumah penembak.
"Tersangka telah membeli amunisi dan granat asap sesaat sebelum penembakan," tambah aparat.
Secara rinci, ia disebut tinggal terisolasi di apartemennya sejak 2016. Hanya ada sedikit kontak dengan orang lain dan masih belum jelas bagaimana dia berinteraksi dengan dunia digital.
Ia pun telah terdaftar di sekolah tersebut dua kali, sekali pada tahun 2013 dan sekali lagi antara tahun 2019 dan 2021. Seminggu setelah pembantaian itu, polisi masih berusaha menetapkan motif yang jelas untuk penembakan itu, tetapi tampaknya para korban telah dipilih secara acak.
"Para korban merupakan campuran usia, etnis, dan jenis kelamin. Mereka telah bekerja sebagai guru atau belajar," kata polisi lagi.
Polisi belum mengungkapkan kewarganegaraan para korban. Namun ada tujuh wanita dan tiga pria berusia 28 hingga 68 tahun yang tinggal di Orebro, yang jadi korban.
Pada pidato khusus Minggu, Perdana Menteri (PM) Swedia Ulf Kristersso mengatakan korban datang dari berbagai belahan dunia dan memiliki impian yang berbeda. Ia mendesak orang-orang untuk tidak berspekulasi tentang motif penyerang, tetapi menekankan bahwa ia memahami kekhawatiran "orang-orang asal asing yang menunjukkan rasa rentan tertentu".
Kedutaan Besar Suriah di Stockholm telah menyampaikan belasungkawa kepada dua keluarga Suriah, tanpa memberikan rincian. Kementerian luar negeri Bosnia mengatakan salah satu warga negaranya termasuk di antara yang tewas, sementara yang lain terluka.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Penembakan Massal di Swedia Tewaskan 10 Orang
Next Article Heboh! Politisi Senior India Tewas Ditembak di Mumbai