Hunian Vertikal Diminati Anak Muda, Pasar Jaya Bakal Kembangkan Rusun di Atas Pasar

1 hour ago 4

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perusahaan Umum Daerah (Perumda) Pasar Jaya tengah mengembangkan hunian di atas pasar. Hal itu dilakukan lantaran minat masyarakat, khususnya generasi muda, untuk tinggal di hunian vertikal makin tinggi.

Direktur Utama Perumda Pasar Jaya Agus Himawan mengatakan, saat ini pihaknya tengah mengembangkan konsep hunian di atas pasar melalui Sertifikat Kepemilikan Bangunan Gedung (SKBG) 60 tahun. Pasalnya, konsep yang telah diterapkan di Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa) Pasar Rumput itu diklaim banyak diminati masyarakat.

"Proyek pertama di Rusun Pasar Rumput kini terisi 85 persen, mayoritas dihuni milenial, ASN, dan pekerja swasta," kata dia di Balai Kota Jakarta, Rabu (24/9/2025).

Karena itu, Agus mengatakan, pihaknya berencana menerapkan konsep serupa di pasar lain yang dikelola Perumda Pasar Jaya. Setidaknya, konsep itu rencananya bakal dikembangkan di lima pasar, yaitu Pasar Minggu, Pasar Senen, Pasar Palmerah, Pasar Cempaka Putih, dan Pasar Grogol.

"Lima lokasi strategis lain, seperti Pasar Minggu dan Pasar Senen, disiapkan untuk pengembangan serupa," kata Agus.

Anggota Komisi B DPRD Provinsi Jakarta Pandapotan Sinaga mengatakan, Pasar Jaya memiliki banyak aset strategis. Menurut dia, aset-aset itu harus dimaksimalkan untuk menjawab kebutuhan hunian.

“Jakarta kekurangan 250 ribu sampai 300 ribu unit hunian layak. Pasar Jaya punya aset strategis, jangan berhenti di atas kertas,” kata dia.

Politis PDIP itu menekankan pola pembiayaan tidak bisa lagi hanya mengandalkan pemerintah pusat. Selain itu, skema jangka panjang dengan pihak ketiga dan dana CSR dari swasta harus dioptimalkan.

“Hunian di atas pasar akan memberi akses lebih mudah bagi masyarakat untuk tinggal di tengah kota,” kata dia.

Sementara itu, Asisten Perekonomian dan Keuangan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jakarta, Suharini Eliawati, menilai keberadaan pasar memiliki epran vital pasar dalam perekonomian ibu kota. Berdasarkan data BPS, kontribusi Jakarta terhadap PDB nasional mencapai 16,61 persen dengan pertumbuhan 5,18 persen, melampaui angka nasional.

“Pasar adalah nadi perekonomian Jakarta. Modernisasi tidak boleh menghapus nilai kerakyatan, justru harus memperkuatnya,” kata dia.

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|