Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka cenderung melemah pada perdagangan sesi I Kamis (12/12/2024), meski bursa global terpantau cerah setelah dirilisnya data inflasi Amerika Serikat (AS) periode November 2024.
Pada pembukaan perdagangan hari ini, IHSG dibuka melemah 0,35% ke posisi 7.438,78. Selang lima menit setelah sesi I dibuka, koreksi IHSG cenderung terpangkas yakni turun 0,16% ke 7.452,5. IHSG masih bertahan di level psikologis 7.400.
Nilai transaksi indeks pada awal sesi I hari ini sudah mencapai sekitar Rp 799 miliar dengan volume transaksi mencapai 1 miliar lembar saham dan sudah ditransaksikan sebanyak 84.450 kali.
Pergerakan pasar saham RI pada perdagangan hari ini akan dipengaruhi oleh sentimen dari AS, yakni rilis data inflasi konsumen periode November 2024 yang sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.
Namun, tampaknya pasar di dalam negeri mulai melakukan aksi profit taking setelah beberapa hari terakhir IHSG menguat.
Semalam waktu Indonesia, Biro Statistik Tenaga Kerja AS melaporkan Indeks Harga Konsumen (IHK) pada bulan lalu tumbuh 2,7% secara tahunan (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Oktober lalu yang tumbuh 2,6%.
Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), IHK AS pada November lalu tumbuh 0,3%, dari sebelumnya pada Oktober lalu yang tumbuh 0,2%.
Data IHK AS pada bulan lalu, baik secara tahunan dan bulanan sudah sesuai dengan ekspektasi pasar sebelumnya. Konsensus pasar Trading Economics sebelumnya memperkirakan IHK AS pada November tumbuh 2,7% (yoy) dan 0,3% (mtm).
Adapun inflasi inti, tidak termasuk biaya pangan dan energi tumbuh 3,3% (yoy) pada November lalu, masih sama dengan periode Oktober lalu yang juga tumbuh 3,3% dan juga sudah sesuai dengan prediksi pasar sebelumnya.
Sedangkan IHK inti bulanan tumbuh 0,3% (mtm) pada November 2024, sama seperti pada Oktober 2024 yang juga tumbuh 0,3% dan angka IHK inti bulanan juga sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.
Dengan tumbuhnya inflasi sesuai prediksi, maka pasar berharap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) akan menurunkan suku bunga acuan pinjaman jangka pendeknya sebesar seperempat poin persentase saat pertemuan terakhirnya di tahun ini yakni pada 18 Desember.
Berdasarkan perangkat CME FedWatch, probabilitas pasar yang memperkirakan pemangkasan suku bunga lebih lanjut oleh The Fed pada pertemuan pekan depan nyaris mencapai 100%, yakni naik menjadi 98,6%, dari sebelumnya sekitar 86% pada Selasa kemarin.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:
Video: IHSG Kembali Menguat, Balik ke Level 7.100-an
Next Article IHSG Balik Arah Ke Zona Merah, Investor Mulai Profit Taking