Investor dan Pelaku Pasar Sambut Inaugurasi Donald Trump

12 hours ago 1

Jakarta, CNBC Indonesia - Inaugurasi kedua Donald Trump disambut positif oleh para investor yang melihat agenda pro-bisnis yang dibawanya. Mereka juga merasa lega karena kebijakan perdagangan proteksionis yang sebelumnya dikhawatirkan akan dilakukan secara agresif tampaknya akan diterapkan lebih terukur.

Trump membawa agenda ambisius meliputi reformasi perdagangan, imigrasi, pemangkasan pajak, dan deregulasi. Kebijakan ini berpotensi meningkatkan keuntungan korporasi AS, tetapi juga berisiko memicu inflasi yang dapat menekan saham, obligasi, dan mendorong Federal Reserve menaikkan suku bunga.

Dalam pidato inaugurasi, Trump menegaskan komitmennya untuk memperkuat sektor minyak, gas, dan energi, serta memberlakukan tarif besar-besaran. Meski demikian, investor masih menunggu kejelasan implementasi kebijakan tersebut sembari menyesuaikan portofolio di berbagai kelas aset.

"Sebagian besar kebijakannya akan mendorong pertumbuhan dan keuntungan perusahaan. Namun, ada biaya yang harus dibayar, termasuk potensi kenaikan suku bunga akibat tarif tinggi," ujar Jack Ablin, Chief Investment Officer di Cresset Capital, dikutip Reuters, Selasa,(21/1/2025).

Trump tidak segera memberlakukan tarif agresif seperti yang dikhawatirkan, sehingga memicu reli di pasar saham global. Sebagai gantinya, ia akan mengeluarkan memo perdagangan yang meminta lembaga federal mengevaluasi hubungan dagang AS dengan China, Kanada, dan Meksiko.

Rick Meckler, mitra di Cherry Lane Investments, menyebut langkah Trump untuk menunda tarif sebagai angin segar bagi pasar. "Ketika dia memilih untuk mempelajari dan bernegosiasi terlebih dahulu, itu menjadi sinyal positif," katanya.

Kontrak saham S&P 500 naik 0,4% pada Senin sore, sementara dolar melemah dan peso Meksiko sedikit menguat. Namun, reaksi pasar penuh baru akan terlihat pada Selasa karena bursa AS libur memperingati Hari Martin Luther King Jr.

Sebelumnya, Trump pernah berjanji mengenakan tarif impor 10%-20% secara global dan 60% pada barang dari China. Investor menilai bahwa pendekatan yang lebih terukur pada Senin menunjukkan ancaman tarif besar mungkin tidak akan langsung terjadi.

"Deklarasi bahwa ancaman tarif telah berlalu masih terlalu dini. Namun, hari pertama ini lebih baik dari yang ditakutkan," tulis Chris Turner, kepala pasar global di ING.

Janji Deregulasi Dongkrak Bank dan Kripto

Janji Trump untuk melonggarkan regulasi berhasil mendorong kenaikan saham bank dan lonjakan nilai mata uang kripto. CEO Wall Street bulan ini mengatakan bahwa administrasi Trump cenderung mendukung bisnis dan menguntungkan sektor perbankan.

Industri kripto berharap Trump merealisasikan janji kampanyenya sebagai "presiden kripto." Janji tersebut termasuk menciptakan cadangan bitcoin nasional, memberi akses perbankan bagi perusahaan kripto, dan membentuk dewan kripto.

Trump juga meluncurkan mata uang kripto bermerek yang pada Senin nilainya melesat hingga lebih dari USD 8 miliar. Langkah ini menimbulkan pertanyaan etik di kalangan pengamat pasar.

Setelah pidato Trump, harga bitcoin turun dari rekor tertinggi USD 107.000 menjadi USD 104.000, sementara pasar menantikan pengumuman spesifik terkait kebijakan kripto. Selama masa jabatan pertama Trump, indeks S&P 500 mencatat kenaikan hampir 68%, meski sempat terguncang oleh perang dagang dengan China.

Investor saat ini masih bersikap hati-hati, menanti detail lebih lanjut dari kebijakan ekonomi Trump. "Pertanyaan besar adalah bagaimana dia akan menekan biaya, inflasi, dan suku bunga," kata Josh Strange, presiden Good Life Financial Advisors.


(fsd/fsd)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Diburu Investor, Apa Itu Fenomena January Effect?

Next Article Kisah Seth Klarman, Value Investor Berharta Rp 20,17 T

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|