Jakarta, CNBC Indonesia - Penipuan online atau scam online kian sering terjadi di masyarakat. Bahkan menjerat lebih banyak masyarakat Indonesia.
Terbaru pemerintah berhasil memulangkan 554 warga negera Indonesia korban penipuan online dari Myanmar. Pemulangan dilakukan bertahap, dengan tahapan pertama berisi 400 orang melalui dua penerbangan terbang ke Jakarta pada Selasa (18/3/2025).
Sisa 154 korban lainnya akan dipulangkan melalui Thailand. Mereka baru akan diterbangkan menuju Indonesia pada Rabu kemarin (19/3/2025).
Banyaknya modus penipuan online perlu menjadi perhatian kita bersama untuk menghindari diri menjadi korban. Salah satu yang perlu jadi bekal adalah mengetahui ciri-ciri penipuan online.
Selain mengenali ciri-cirinya, pastikan juga kebenaran informasi apapun yang didapatkan. Jangan langsung percaya dengan penawaran yang menggiurkan dan periksa melalui sumber resmi.
Jangan juga mengklik atau membagikan informasi penting apapun pada siapapun. Ini bisa menjadi gerbang masuk para pelaku untuk mengambil data pribadi kita.
Lengkapi dengan menggunakan semua fitur keamanan yang ada. Misalnya dengan memperbarui software yang ada di dalam perangkat untuk melindungi diri.
Sementara itu, berikut tanda penipuan online yang perlu diwaspadai:
1. Pelaku sering menggunakan identitas palsu, seperti nama yang mencurigakan
2. Seperti disebutkan sebelumnya, jangan tergiur dengan tawaran yang sangat menggiurkan. Misalnya menawarkan hadiah atau keuntungan berjumlah fantastis
3. Biasanya penipu akan memberikan tekanan dengan mendesak calon korbannya melakukan sesuatu dengan waktu terbatas. Jadi korban akan merasa takut dan langsung melakukannya
4. Para pelaku juga akan meminta informasi pribadi secara gamblang. Ini bisa seperti kode One Time Password (OTP) aplikasi keuangan hingga nomor rekening bank.
5. Mereka biasanya akan menggunakan bahasa tidak profesional. Anda harus curiga jika menemukan pesan atau telepon seperti ini
6. Anda juga perlu curiga jika mereka meminta melakukan pembayaran secara tidak aman dan mencurigakan
7. Informasi kontak juga biasanya tidak jelas. Periksa langsung informasi ke sumber resmi untuk memastikan kebenarannya
8. Modus yang biasanya digunakan dikenal sebagai social engineering. Para pelaku akan melakukan manipulasi psikologis untuk menjerat korban dan percaya dengan mereka
(fab/fab)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Bantu Bisnis Bertahan, Begini Peran Transformasi Digitalisasi
Next Article Modus Penipuan Baru Sedot Rekening Pakai QRIS Palsu, Ini Ciri-cirinya