KTT G20 Digelar Hari Ini, Apa yang Dibahas Prabowo-Xi Jinping-Biden?

2 months ago 18

Jakarta, CNBC Indonesia - Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 2024 akan berlangsung di Rio de Janeiro, Brasil, minggu ini. Rencananya pertemuan kepala negara, termasuk Presiden RI Prabowo Subainto, Presiden China Xi Jinping hingga Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden, bakal berlangsung Senin (18/11/2024) waktu setempat dan Selasa.

Namun apa yang akan dibahas?

Mengutip Reuters, pemanasan global yang jadi sumber malapetaka dunia saat ini akan dibahas secara luas. Sumber mengatakan 20 negara ekonomi utama dunia itu harus mencapai konsensus mengenai pendanaan iklim, yang sebelumnya luput dibicarakan saat konferensi COP 2024, digelar pekan lalu di Baku, Ajerbaijan.

Kala COP29 berlangsung, negara-negara memang menyetujui tujuan mobilisasi ratusan miliar dolar AS untuk iklim. Namun, negara-negara maju- yang pemimpinnya rata-rata berada di G20- memegang kendali keuangannya.

G20 menyumbang 85% dari ekonomi dunia. Mayoritas negara merupakan kontributor terbesar bagi bank-bank pembangunan multilateral yang membantu mengarahkan keuangan iklim.

"Sorotan tentu saja tertuju pada G20. Mereka menyumbang 80% dari emisi global," kata Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres.

"Saya prihatin tentang keadaan perundingan COP29 di Baku dan meminta para pemimpin G20 untuk berbuat lebih banyak dalam memerangi perubahan iklim," tegasnya.

"Sekarang-lah saatnya untuk kepemimpinan dengan memberi contoh dari negara-negara dengan ekonomi dan penghasil emisi terbesar di dunia."

Hal sama juga dikatakan Kepala iklim PBB Simon Stiell. Ia menulis surat Sabtu yang memohon ke pemimpin G20 untuk bertindak atas pendanaan iklim, termasuk meningkatkan hibah untuk negara-negara berkembang dan memajukan reformasi bank-bank pembangunan multilateral.

PR COP29 dan Donald Trump

Secara rinci sebenarnya COP29 Baku masih menyisakan pekerjaan rumah. Ini, menurut para diplomat, akan menjadi inti negosiasi G20.

COP29 awalnya harus mengetok persetujuan setidaknya sampai US$1 triliun untuk penanganan krisis iklim. Namun negara-negara kaya terutama Eropa melihatnya terlalu ambisius dan memberi syarat pencapaian akan hal tersebut.

Eropa mendesak perluasan basis kontributor pendanaan. Ini memasukkan beberapa negara berkembang yang kaya, seperti China hingga produsen minyak utama dunia di Timur Tengah.

"Eropa mendorong lebih banyak negara untuk berkontribusi dan negara-negara berkembang seperti Brasil menolak," tambah sumber diplomat lainnya.

Kembalinya Donald Trump sebagai Presiden AS, Januari 2025 nanti juga menjadi masalah lain. Pemilihannya menimbulkan keraguan tentang seberapa banyak uang yang dapat dikumpulkan dunia untuk mengatasi perubahan iklim, mengingat kampanye Trump yang kontra kebijakan iklim.

Trump berencana untuk mencabut undang-undang iklim penting yang disahkan oleh Presiden Joe Biden yang akan lengser. Ini akan mempengaruhi pula penyelenggaraan COP30 di 2025 nanti di Brasil.

Isu Lainnya

Perlu diketahui selain iklim, isu kemiskinan dan kelaparan global hingga reformasi lembaga dunia juga akan dibahas. Termasuk upaya menekan kekerasan di perang, seperti Rusia dan Ukraina.

Namun sayang tak ada pembahasan soal perang di Timur Tengah. Hingga berita diturunkan belum ada sumber yang menyebut perang Israel di Gaza-Lebanon akan dibahas khusus.

KTT G20 sendiri terdiri dari 19 negara dan satu blok. Antara lain, Afrika Selatan (Afel), AS, Arab Saudi, Argentina, Australia, Brazil, India, Indonesia, Inggris, Italia, Jepang, Jerman, Kanada, Korea Selatan (Korsel), Meksiko, Prancis, Rusia, China, Turki, dan Uni Eropa (UE).


(sef/sef)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Sistem Pajak Canggih Hingga Tanda Kiamat Muncul di Brazil

Next Article Prabowo: Jangan Bangga Jadi Anggota G20 Kalau Rakyat Masih Lapar

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|