Mantan Menteri Venezuela Soroti Target Pertumbuhan Ekonomi RI 8%

2 months ago 23

Jakarta, CNBC Indonesia - Indonesia memiliki target ambisius untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8% pada 2029 mendatang. Namun, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini rata-rata masih berada pada level 5,03%.

Mantan Menteri Venezuela dan juga Ekonom Ricardo Hausmann menilai untuk mencapai pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, Indonesia perlu memperluas strategi diversifikasi produk ekonominya. Menurutnya, peluang diversifikasi Indonesia sangat luas dan masih banyak potensi yang belum terlihat.

Hausmann mengungkapkan banyak upaya diversifikasi Indonesia saat ini berpusat pada pemanfaatan bahan mentah seperti kelapa sawit. Namun, jika hanya berpacu pada pemanfaatan bahan-bahan mentah, dia yakin Indonesia bisa melewatkan banyak hal lain yang bisa menjadi sumber diversifikasi.

"Sebagian besar produk yang kami identifikasi sebagai peluang diversifikasi yang menarik ternyata tidak ada. Indonesia memiliki banyak peluang lain di tempat lain," ujar Hausmann dalam acara Public Lecturing Moving Towards 8% Growth for Indonesia, dikutip Selasa (18/2/2025).

Hausmann pun memberikan contoh bagaimana banyak produk, seperti perangkat elektronik, terdiri dari ratusan bahan mentah berbeda. Dengan hanya berfokus pada bahan mentah lokal, Indonesia membatasi kemungkinan-kemungkinan diversifikasi.

"Pendekatan ini hanya menghemat biaya transportasi, tetapi mempersempit cakupan sektor yang dapat dikembangkan. Bukan berarti tidak boleh menambahkan nilai pada bahan mentah, tetapi ada banyak hal lain yang harus diperhatikan," ujarnya.

Hausmann pun mengambil contoh dari beberapa negara seperti China dan Vietnam yang tidak hanya berpacu pada bahan mentah saja. Negara-negara tersebut mengimpor banyak bahan dan mengolahnya.

"Mereka tidak dibatasi oleh ketersediaan bahan mentah lokal," jelasnya.

Sebelumnya, Hausmann juga pernah memberikan kuliah umum tentang diagnostik pertumbuhan pendekatan baru bagi ahli strategi pembangunan nasional dalam mendefinisikan hambatan yang mengikat terhadap pertumbuhan Indonesia pada 2017.

Serta melakukan studi diagnostik pertumbuhan untuk mengidentifikasi hambatan yang paling mengikat terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

"Studi ini mengungkapkan kendala yang paling mengikat adalah peraturan dan institusi yang sama yang berkontribusi terhadap stagnasi pertumbuhan dalam beberapa tahun terakhir," ujarnya.

Hausmann pun juga mengungkapkan bahwa menyebutkan negara berkembang memiliki komparatif. Seperti misalnya Israel dulunya mengekspor jeruk, sekarang Israel mengekspor IPO perusahaan-perusahaan teknologi tinggi, dan Turki dulunya mengekspor minyak zaitun. Sekarang mereka mengekspor mobil dan elektronik.


(haa/haa)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Jurus Pemerintah Capai Target Realisasi Investasi di 2025

Next Article Potret Aktivitas Tanjung Priok, Gambaran Ekonomi RI Bergairah!

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|