Jakarta, CNBC Indonesia - Aliansi Pertahanan NATO dilaporkan meminta bantuan China. Hal ini terkait dengan peperangan di Ukraina.
Dalam laporan Associated Press (AP), NATO dan Uni Eropa (UE) meminta Beijing untuk menahan manuver Korea Utara (Korut) yang mengirimkan pasukan ke medan perang Ukraina untuk membantu Rusia. Menurut keduanya, China memiliki pengaruh besar dalam menahan pergerakan pasukan ini.
"China memikul tanggung jawab khusus di sini, untuk menggunakan pengaruhnya di Pyongyang dan Moskow guna memastikan mereka menghentikan tindakan-tindakan ini. Beijing tidak dapat berpura-pura mempromosikan perdamaian sambil menutup mata terhadap meningkatnya agresi," tulis Sekretaris Jenderal (Sekjen) NATO Mark Rutte dalam sebuah kolom di Politico dikutip Jumat (15/11/2024).
Menurut penilaian intelijen Amerika Serikat (AS), Korea Selatan (Korsel), dan Ukraina, Pyongyang telah mengirimkan 12.000 tentara ke wilayah perbatasan Kursk Rusia untuk membantu memukul mundur pasukan Ukraina di sana. NATO mengatakan Rusia mengirimkan teknologi rudal ke Korut sebagai balasannya.
Kerja sama pertahanan antara Moskow dan Pyongyang sendiri merupakan bentuk perjanjian khusus yang diteken Presiden Rusia Vladimir Putin dan Pemimpin Tertinggi Korut Kim Jong Un Juni lalu. Keduanya diketahui memasukan klausul akan saling membantu jika salah satu dari mereka mendapatkan serangan.
Dengan Korut yang mulai masuk dalam teater perang Ukraina, Barat dan sekutunya masih terus mendorong China untuk mengambil langkah terhadap Negara Komunis itu. Sejak Pyongyang dan Beijing menjalin hubungan diplomatik pada tahun 1949, hubungan mereka digambarkan sebagai 'sedekat bibir dan gigi'.
Sementara itu, dalam sebuah blog yang diterbitkan pada hari Kamis, Kepala Kebijakan Luar Negeri UE Josep Borrell menyebutkan bahwa isu Rusia dan Korut di Ukraina telah menjadi fokusnya saat mengunjungi Korsel dan Jepang.
Diketahui, Korut juga berulang kali panas dengan Seoul dan Tokyo lantaran beberapa kali melakukan uji coba senjata ke arah kedua negara itu.
"Ini menandai peningkatan keseriusan yang paling tinggi, yang tentu saja menjadi inti dari diskusi kami dengan para pemimpin Jepang dan Korsel ," tulis Borrell, yang juga mengadakan pembicaraan dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken pada hari Rabu.
Di sisi lain, Borrell juga memuji kesimpulan selama perjalanannya tentang kemitraan keamanan dan pertahanan baru dengan Jepang dan Korsel, 'yang pertama di luar Eropa'.
"UE tentu saja tidak lahir sebagai aliansi militer tetapi, dalam konteks geopolitik saat ini, ia dapat dan harus juga menjadi penyedia dan mitra keamanan global," paparnya.
(sef/sef)
Saksikan video di bawah ini:
Video: Siaga PD 3! Tentara Korut Siap Beraksi di Ukraina, NATO Teriak
Next Article NATO Takut China-Rusia Mesra, Tuduh Beijing Bantu Serangan ke Ukraina