Nggak Turun-Turun, Harga Cabai Rawit Merah di Jakarta Tak Terkendali

6 days ago 13

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga cabai rawit merah dilaporkan sudah sebulan lebih bertengger mahal. Hal itu diungkap pedagang yang ditemui CNBC Indonesia di Pasar Minggu, Jakarta Selatan hari ini, Kamis (27/3/2025). Sementara, harga bahan pangan lainnya juga beranjak naik, terutama di pekan menjelang Lebaran 2025 ini.

Terpantau, harga cabai rawit mencapai Rp 130.000 per kg. Sedangkan untuk cabai rawit hijau sudah mulai stabil di Rp 80.000 per kg dan cabai keriting merah juga berada di harga Rp 80.000 per kg. Sementara untuk bawang merah dibanderol Rp 65.000 per kg dan bawang putih mencapai Rp 60.000 per kg.

Pedagang cabai dan bawang, Nenda, mengatakan harga cabai masih cukup tinggi menjelang Lebaran.

"Iya, masih Rp 130.000 per kg, belum ada tanda-tanda turun. Bawang juga begitu, malah naik," kata Nenda.

"Dari mau Ramadan, udah segitu harganya (cabai rawit merah), sudah sebulan nggak ada penurunan," ungkap lagi Nenda.

Pedagang lain juga mengatakan demikian di mana harga cabai rawit tak kunjung turun sejak awal Ramadan.

"Belum ada tanda-tanda harga turun sejak awal Ramadan," ungkap pedagang tersebut.

Sebelumnya, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian meminta Badan Pangan Nasional (Bapanas) mendistribusikan cabai ke wilayah-wilayah yang harganya tinggi.

"Saya berharap Badan Pangan Nasional dapat membantu distribusi cabai dari wilayah produsen ke wilayah konsumen dengan harga tinggi menggunakan Fasilitasi Distribusi Pangan" kata Tito dalam keterangan resmi yang dirilis Bapanas, Selassa (25/3/2025).

Di sisi lain, Tito mengungkapkan. beras dan jagung karena pada saat ini sedang berada pada puncak panen, sehingga ketersediaannya mencukupi.

"Beras dan jagung yang saat ini sedang dalam masa panen, diharapkan entitas milik negara lain seperti BUMN maupun BUMD dapat juga menyerap sebagai stok sekaligus menjaga nilai tukar petani, namun sejumlah komoditas lainnya perlu diwaspadai seperti bawang merah dan cabai rawit merah" ujar Tito.

Bijak Belanja Saat Ramadan-Lebaran

Sementara itu, pemerintah terus melakukan sejumlah langkah aksi stabilisasi pasokan dan harga pangan sebagai bagian dari upaya menjaga ketahanan pangan dan mengendalikan laju inflasi.

Direktur Kewaspadaan Pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nita Yulianis pada Rapat Koordinasi Penanggulangan Inflasi Daerah di Kementerian Dalam Negeri, Senin (24/3/2025) mengatakan, Gerakan Pangan Murah (GPM) yang menjadi salah satu andalan pemerintah sebagai stabilisator pangan pokok semakin digencarkan di tingkat daerah. Hingga 21 Maret 2025, telah terlaksana sebanyak 2.384 kali kegiatan di 31 provinsi dan 224 kabupaten/ kota menggunakan APBN, APBD, maupun secara mandiri.

Selain itu, ujarnya, pemerintah juga telah meluncurkan Operasi Pasar Pangan Murah yang dipusatkan melalui jaringan Kantor PT Pos Indonesia se-Indonesia. Operasi Pasar Pangan Murah ini berkolaborasi dengan lintas Kementerian/Lembaga, BUMN Pangan, dan pelaku usaha pangan, telah terlaksana di 3.158 titik dari target total 6.845 titik. Periode pelaksanaan OP Pangan Murah pada 24 Februari-29 Maret 2025.

Nita menambahkan, ketersediaan komoditas pangan pokok strategis secara umum mencukupi dan mengimbau agar masyarakat berbelanja bijak sesuai kebutuhan, tidak perlu panic buying. Tak hanya itu, dia mengingatkan agar semua tidak lagi boros pangan.

"Ramadan menjadi momentum yang pas untuk mengubah kebiasaan kita dari yang kerap menyisakan makanan, menjadi lebih menghargai makanan dengan menghabiskannya. Selain itu, langkah stop boros pangan bisa dimulai dari cara berbelanja yang bijak, yaitu berbelanja sesuai kebutuhan saja," kata Nita.


(dce)

Saksikan video di bawah ini:

Mudik Nyaman Bersama Pertamina di Rest Area KM 57

Next Article Kenaikan Harga Sembako Diprediksi Berlanjut Sampai Libur Panjang Imlek

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|