Nikkei Dibuka Menguat, Sinyal Baik untuk IHSG?

1 month ago 7

Jakarta, CNBC Indonesia -  Bursa Asia-Pasifik melonjak pada hari Jumat, mengikuti reli di Wall Street, dengan S&P mencatat kenaikan selama empat hari berturut-turut.

Investor di Asia menganalisis data Indeks Harga Konsumen (CPI) Jepang untuk bulan Oktober. Inflasi inti, yang tidak termasuk harga makanan segar yang bergejolak, naik 2,3% dari tahun sebelumnya, sedikit di atas perkiraan 2,2% menurut analis yang disurvei oleh Reuters.

Angka ini lebih rendah dibandingkan 2,4% pada bulan sebelumnya. CPI keseluruhan tercatat sebesar 2,3%, dibandingkan 2,5% pada bulan September.

Sementara itu, Nikkei 225 Jepang naik 0,54%, sementara Topix, yang lebih luas cakupannya, naik 0,51%. S&P/ASX 200 Australia memulai hari dengan kenaikan 0,71%.

Di Korea Selatan, Kospi naik 0,67%, sedangkan Kosdaq naik 0,47%. Futures indeks Hang Seng di Hong Kong tidak menunjukkan perubahan dibandingkan penutupan terakhir pada 19.601,11.

Singapura juga dijadwalkan untuk merilis data PDB kuartal ketiga, dengan pertumbuhan diperkirakan meningkat menjadi 4,6% dari tahun ke tahun, dibandingkan 4,1% pada kuartal sebelumnya, menurut data LSEG.

Presiden Federal Reserve Chicago, Austan Goolsbee, pada hari Kamis menyatakan bahwa ia sedang memantau fluktuasi baru-baru ini dalam data ketenagakerjaan dan inflasi, namun tetap melihat perlunya penurunan suku bunga di masa depan.

"Menurut pandangan saya, tren selama setahun setengah terakhir menunjukkan inflasi telah turun jauh dan sedang menuju 2 persen. Pasar tenaga kerja telah mendingin hingga mendekati tingkat lapangan kerja penuh yang stabil," katanya dalam pidatonya di hadapan Central Indiana Corporate Partnership. "Keadaan mendekati apa yang kita inginkan di kedua aspek tersebut."

Akibatnya, ia menambahkan, "Dapat disimpulkan bahwa kita mungkin perlu menyesuaikan suku bunga ke level yang seharusnya. Kita tidak perlu mencapai level itu segera, tetapi jika kita melihat satu tahun ke depan, menurut saya suku bunga akan jauh lebih rendah dari tingkat saat ini."

Namun, Goolsbee memberikan catatan kehati-hatian, dengan mengatakan bahwa menghadapi potensi ketidakpastian, "mungkin masuk akal untuk memperlambat laju pemotongan suku bunga saat kita semakin mendekati target."

Goolsbee akan memiliki hak suara pada tahun 2025 di Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), yang menetapkan kebijakan suku bunga.


(ras/ras)

Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG Melemah, Sektor Keuangan Jadi Pemberat

Next Article Suku Bunga AS Diramal Turun 3 Kali, Bursa Asia Dibuka Ngegas

Read Entire Article
Ekonomi | Asset | Lokal | Tech|